digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertumbuhan pada Perbankan Islam menunjukan reputasi yang bagus di lingkup internasional dan lokal yaitu di Indonesia. Berdasarkan Financial Service Industry Stability Report 2016 dengan sampel 59 bank di 11 negara, Perbankan Islam ditahun terakhir menunjukan pertumbuhan yang sedang, tidak terlalu turun ataupun naik. Hal ini dibuktikan dengan angka Compound Annual Growth Rate (CAGR) di tiga tahun terakhir (2011-2014) sebesar 13.8%. hal ini di bandingkan dengan angka CAGR di enam tahun terakhir (2008-2014) sebesar 15.4% dan tiga tahun sebelum tahun 2011 yaitu 2008-2011 sebesar 17.1%. Di Indonesia sendiri, selama tujuh tahun terakhir, dari tahun 2008-2015, Perbankan Islam memiliki pertumbuhan total aset yang lebih tinggi dibandingkan dengan Perbankan Konvensional. Dengan perbandingan angka 22% untuk Perbankan Islam dan 11% untuk Perbankan Konvensional. Terlepas dari fakta tersebut, Karim Business Consulting, sebuah perusahaan konsultan yang terpercaya dalam dunia perbankan, memprediksikan bahwa pertumbuhan Perbankan Islam akan mengalami perlambatan atau slow-moving disebabkan kecilnya skala ekonomi yang berkaitan dengan modal dan kapasitas dan bahkan hanya ada satu Bank Umum Syariah yang akan masuk dalam kategori BUKU 3. Untuk pengertian modal di sini adalah sejumlah dana yang digunakan untuk menjalankan kegiatan bisnis yang pada umumya diperoleh dengan menerbitkan saham, sedangkan kapasitas adalah kemampuan bank untuk melayani nasabah dalam hal peminjaman (Otoritas Jasa Keuangan, 2017). Dikarenakan adanya perbedaan fakta dan prediksi tersebut, bahkan menunjukan bahwa Perbankan Islam memiliki pertumbuhan lebih cepat dari Perbankan Konvensional. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efisiensi dari segi pemegang saham pada Bank Umum Syariah yang kemudian dibandingkan dengan Bank Konvensional. Terdapat dua metode utama yang digunakan dalam penelitian ini. Yang pertama adalah Data Envelopmnet Analysis (DEA). Dan yang kedua adalah Spearman’s Correlation. DEA digunakan untuk mengukur effisiensi dari bank dan Spearman’s Correlation digunakan untuk melihat hubungan antara hasil efisiensi dengan pertumbuhan (perubahan pada total aset). Mann-Whitney test juga diaplikasikan dalam penelitian ini untuk mengukur perbedaan signifikan secara statistik. Sebagai tambahan, Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk mengukur normal tidaknya data. Hasil penelitian ini diantaranya, pada perhitungan perbedaan efisiensi per-tahun antara dua tipe bank, terdapat dua tahun yang menunjukan adanya perbedaan yang signifikan yaitu di tahun 2010 dan 2012. Dimana di tahun 2010, Bank Konvensional lebih efisien dalam melayani para pemegang sahamnya di bandingkan dengan Bank Umum Syariah. Sedangkan di tahun 2012 menunjukan hasil yang sebaliknya. Untuk hasil analisis single multi-year menunjukan tidak ada perbedaan yang siginifakan antara dua tipe bank. Yang kedua, Bank Konvensional dan Bank Umum Syariah samasama memiliki kecenderungan rata-rata efisiensi yang menurun dari tahun 2010-2016. Yang ketiga adalah pada Bank Konvensional memiliki korelasi negatif sangat lemah antara effisiensi pemegang saham dengan pertumbuhan bank, yang berarti bahwa semakin besar total aset dari bank, semakin kecil manfaat yang diperoleh pemegam saham. Sedangkan pada Bank Umum Syariah memiliki korelasi positif lemah, yang berarti bahwa semakin besar total aset dari bank semakin besar juga manfaat yang diperoleh pemegang saham.