Pelabuhan laut memiliki peran yang sangat besar dalam perdagangan dimana dapat mengakomodasi persebaran barang, jasa dan orang. Papua merupakan pulau di Indonesia yang masih sedikit dieksplorasi. Salah satu kendala untuk Pulau Papua adalah minimnya jalur transportasi darat untuk menghubungkan berbagai daerah dikarenakan kontur tanah daerahnya. Alternatif yang digunakan adalah transportasi melalui sungai di Papua. Studi kasus yang digunakan adalah kebutuhan dermaga curah cair di Sungai Metamani, Sorong Selata, Papua Barat untuk trasnportasi minyak kelapa sawit. Pembangunan dermaga di sungai menjumpai beberapa kesulitan salah satunya radius tikungan yang terlalu curam untuk sebuah kapal. Dengan mempertimbangkan tujuan dari dermaga ini maka struktur dermaga tipe dolphin adalah salah satu solusinya. Dengan menggunakan dermaga tipe dolphin dapat mengurangi volume pekerjaan dan material yang dibutuhkan.
Berdasarkan data lingkungan didapatkan kapal rencana dan data operasional rencana dermaga. Data tersebut akan dijadikan dasar untuk perancangan struktur dermaga dengan berdasar pada British Standard Code of Practice for Marine Structures – Part 1-6. BS6349: British Standard Institution dan software SAP2000 untuk analisis struktur. Hasil keluaran dari SAP2000 yaitu Unity Check Ratio (UCR), defleksi struktur, gaya dalam dan reaksi perletakan. Hasil pemodelan digunakan untuk perancangan tulangan pada elemen struktur seperti balok, pelat, pile cap, mooring dolphin dan breasting dolphin. Hasil keluaran SAP2000 juga digunakan untuk menganalisis daya dukung tanah untuk pondasi dalam. Berdasarkan hasil penulangan dilakukan analisis biaya struktur dengan memperhitungkan volume dari material saja. Perhitungan volume pengerukan juga termasuk didalam analisis biaya tersebut karena radius tikungan eksisting yang terlalu curam sehingga kapal tidak dapat lewat.
Perpustakaan Digital ITB