digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ketika suatu fluida bertekanan tinggi diinjeksikan ke dalam batuan reservoir, maka akan timbul rekahan-rekahan yang disertai dengan munculnya gempa-gempa mikro. Proses ini biasa disebut sebagai hydraulic fracturing. Proses injeksi fluida di komplek Malabar lapangan panas bumi Wayang Windu bertujuan untuk melihat orientasi dari rekahan-rekahan yang berada di daerah tersebut, sehingga dapat digunakan sebagai referensi dalam penentuan titik pemboran selanjutnya. Sebanyak 12 buah seismometer dipasang di komplek Malabar untuk merekam gempagempa mikro hasil dari hydraulic fracturing. Pengamatan selama 44 hari terkumpul sejumlah 126 event gempa mikro Dari data kegempaan tersebut, orientasi arah rekahan dapat ditentukan berdasarkan lokasi hiposenter. Di dalam penelitian ini, data yang sama digunakan sebagai masukan untuk studi lanjutan, yaitu aplikasi metode tomografi double difference (Zhang dan Thurber, 2003). Metode ini menggunakan waktu tiba relatif (cross-correlation data dan differential catalog data) dan absolut (catalog data) untuk secara simultan merelokasi gempa sekaligus menghitung model kecepatan 3-D, baik itu model kecepatan gelombang P (Vp), gelombang S (Vs), maupun perbandingan antara kedua kecepatan gelombang tersebut (Vp/Vs). Penentuan lokasi awal gempa dilakukan dengan menggunakan metode Geiger. Metode tersebut menghasilkan data lokasi dan origin time gempa mikro awal yang selanjutnya diolah untuk selanjutnya digunakan sebagai masukan dari perangkat lunak tomoDD. Data katalog diferensial diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak ph2dt. Hasil inversi tomografi memperlihatkan keberadaan anomali rendah kecepatan gelombang S (Vs), anomali moderat kecepatan gelombang P (Vp) dan nilai Vp/Vs yang tinggi pada kedalaman sekitar 1.5 sampai 2 km pada penampang barat – timur dan selatan - utara yang dekat dengan ujung sumur injeksi. Hal ini kemungkinan mengindikasikan keberadaan fluida hasil dari proses injeksi yang dilakukan di komplek Malabar. Gempa mikro hasil relokasi terletak pada kedalaman 1.8 sampai 2.5 km (relatif terhadap titik referensi = 2147 meter di atas msl). Secara umum terlihat fluida hasil dari proses injeksi bergerak ke arah Timurlaut.