digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Paradigma drainase yang masih berkembang di Indonesia adalah drainase konvensional, yaitu membuang limpasan air hujan secepatnya ke badan air. Paradigma itu dapat diubah dengan melakukan pengelolaan sumber daya air di tingkat persil maupun kawasan yang dapat dimulai dari kawasan pendidikan. Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) Jatinangor merupakan kawasan pendidikan yang terletak di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Kampus ITB Jatinangor menempati lahan seluas 460.353 m2 yang terdiri atas 70,77% lahan terbuka dan 29,23% lahan terbangun. Dengan kondisi pembangunan kampus yang masih berjalan, Kampus ITB Jatinangor menghasilkan limpasan air hujan sebesar 2,65 m3/s dengan curah hujan 102,12 mm/hari dan intensitas hujan 66,31 mm/jam pada PUH 10 tahun. Optimasi sistem drainase diperlukan untuk mereduksi limpasan air hujan dan meningkatkan konservasi air di Kampus ITB Jatinangor. Perencanaan dilakukan dengan menganalisis data curah hujan; kondisi eksisting lahan, tanah, dan atap bangunan; dimensi dan komponen penunjang; dan menganalisis debit limpasan hujan. Dengan kondisi daya infiltrasi tanah yang rendah, bentuk optimasi sistem drainase yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan ecodrain berupa green roofs, wetponds, wet swales, dan filter strips. Teknologi tersebut diterapkan sebagai bentuk pengelolaan sumber daya air skala persil dan kawasan sehingga nilai konservasi air, estetika, dan keanekaragaman hayati meningkat. Dengan menerapkan green roofs pada tiga gedung dan membangun satu wetpond pada lahan yang tersedia, limpasan air hujan dapat direduksi sebesar 0,082 m3/s.