digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Berkurangnya cadangan minyak bumi yang berlangsung bersamaan dengan meningkatnya kebutuhan energi mengancam ketahanan energi dan industri nasional. Permasalahan ini dapat diatasi dengan penggunaan sumber daya terbarukan, contohnya tumbuhan sebagai sumber energi dan bahan baku industri berkelanjutan. Nyamplung (Calophyllum inophyllum) merupakan salah satu tumbuhan non pangan yang mempunyai potensi terbesar sebagai penghasil minyak nabati di Indonesia. Sampai saat ini, metode paling sering digunakan untuk mengambil minyak dari tumbuhan adalah ekstraksi. Minyak nabati hasil ekstraksi dapat diproses lebih lanjut untuk menghasilkan biodiesel dengan metode konvensional melalui transesterifikasi yang terdiri atas beberapa tahapan proses sehingga biaya produksi biodiesel mahal. Oleh karena itu, proses produksi biodiesel yang lebih efisien harus dikembangkan. Ekstraksi minyak dari biji nyamplung dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi soxhlet dengan pelarut n-hekasana disertai penambahan metanol serta katalis KOH dalam pelarut ekstraksi sebagai reaktan transesterifikasi in-situ. Variasi percobaan dilakukan waktu ektraksi, ukuran partikel sampel, serta jumlah metanol dan konsentrasi katalis KOH yang ditambahkan. Variasi waktu ekstraksi yang digunakan adalah 2, 4, dan 6 jam. Ukuran partikel yang digunakan adalah 4, 8, dan 16 mesh. Jumlah metanol yang ditambahkan sebanding dengan 1-1,5 kali stoikiometri reaksi transesterifikasi. Konsentrasi katalis yang dipakai 0,05-0,1 mol/L. Pengujian minyak nabati yang dilakukan meliputi parameter angka asam, angka penyabunan, dan angka iodium yang akan dibandingkan dengan syarat mutu bahan bakar motor diesel sesuai SNI. Ekstraksi biji nyamplung pada temperatur 65°C dengan solvent-to-feed ratio 8:1 paling efektif serta menghasilkan minyak dengan kualitas paling baik ketika dilakukan selama 4 jam dengan ukuran partikel sampel lebih kecil dari 16 mesh. Minyak tersebut belum memenuhi standar angka asam. Penambahan metanol dan katalis mempengaruhi minyak hasil ekstraksi terutama menurunkan angka asam. Ekstraksi biji nyamplung pada kondisi edektif dengan penambahan metanol sebanyak 1,5 kali stoikimoetri dan penambahan KOH dengan konsentrasi 0,1 mol/L menurunkan angka asam minyak dari 33 mg KOH/g menjadi 13 mg KOH/g. Meskipun begitu, angka asam masih berada di atas standar angka asam bahan bakar motor diesel sesuai SNI.