digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Berdasarkan studi literatur dan kasus yang terjadi, kegiatan pertambangan pada suatu wilayah akan memberikan dampak yang besar pada pengembangan ekonomi wilayah tersebut. Dampak pada perekonomian wilayah tersebut dapat berupa penerimaan daerah, kesempatan lapangan kerja maupun penciptaan kegiatan ekonomi baru. Namun potensi mineral tambang merupakan sumber daya alam tidak dapat diperbaharui sehingga kegiatan pertambangan tidak dapat dijadikan tumpuan pada pengembangan ekonomi wilayah yang berkelanjutan. Kecamatan Nanggung yang berada di Kabupaten Bogor memiliki sektor basis pada kegiatan tambang. Kekayaan tambang yang paling dikenal dari wilayah ini adalah mineral tambang emas dan dikelola oleh satu-satunya perusahaan tambang emas, yakni PT.Antam. Saat ini mineral tambang yang dikelola oleh PT. Antam semakin menurun dan kurang ekonomis dikelola dalam lima tahun mendatang sehingga PT. Antam akan mengakhiri kegiatan operasional pada tahun 2014. Mempertimbangkan hal tersebut dan kegiatan pembangunan yang dilakukan PT. Antam di wilayah ini maka diperlukan antisipasi pasca kegiatan tambang di Kecamatan Nanggung. Dalam mengantisipasi pasca kegiatan tambang perlu diketahui bagaimana kondisi kecamatan ini terhadap kegiatan tambang. Oleh karena itu studi ini ingin mengetahui seberapa besar ketergantungan perekonomian Kecamatan Nanggung terhadap kegiatan tambang PT. Antam. Ketergantungan tersebut dilihat melalui kontribusi perusahaan. Dari kontribusi perusahaan tersebut didapat 3 kriteria kontribusi yang perlu diketahui untuk melihat ketergantungan ekonomi wilayah ini, yakni penerimaan Kecamatan Nanggung, keberadaaan kegiatan ikutan, dan pada tenaga kerja Kecamatan Nanggung. Analisis ketergantungan penerimaan Kecamatan Nanggung melihat kontribusi PT. Antam melalui pembangunan, yakni persentase biaya yang dikeluarkan oleh PT. Antam terhadap keseluruhan pembangunan di Kecamatan Nanggung. Analisis ketergantungan keberadaan kegiatan ikutan melihat kontribusi PT. Antam melalui hubungan permintaan dan penawaran, yakni persentase kegiatan ikutan yang memiliki hubungan erat dalam permintan dan penawaran produksi pada keberadaan PT. Antam. Sedangkan analisis tenaga kerja Kecamatan Nanggung melihat kontribusi PT. Antam melalui jumlah dan kondisi tenaga kerja, yakni persentase tenaga kerja Kecamatan Nanggung yang menggantungkan diri di perusahaan terhadap total tenaga kerja perusahaan, persentase tenaga kerja Kecamatan Nanggung yang menggantungkan diri di perusahaan terhadap total tenaga kerja wilayah dan persentase kondisi tenaga kerja Kecamatan Nanggung yang diperkirakan dapat melanjutkan pekerjaanya pasca kegiatan tambang PT. Antam, Tbk UBPE Pongkor. Hasil studi penerimaan Kecamatan Nanggung, yakni pembangunan, sebagian besar tidak berasal dari PT. Antam, keberadaan kegiatan ikutan sebagian besar memiliki hubungna yang erat terhadap PT. Antam, jumlah tenaga kerja Kecamatan nanggung baik terhadap perusahaan maupun terhadap wilayah tidak mencapai sebagian besar dan kondisi tenaga kerja Kecamatan Nanggung sebagian besar tidak dapat melanjutkan pekerjaanya. Secara keseluruhan hasil studi terhadap ketergantungan ekonomi menunjukan ketidaktergantungan ekonomi Kecamatan Nanggung pada kegiatan tambang PT. Antam. Berdasarkan kesimpulan studi Kecamatan Nanggung tidak memiliki ketergantungan perekonomian terhadap kegiatan tambang PT. Antam. Namun kontribusi tesebut perlu diperhitungkan dalam upaya mengantisipasi pasca kegiatan tambang PT. Antam.