digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pembuatan model tinggi dijital atau DEM dapat menggunakan pengukuran secara terestrial atau menggunakan foto udara, selain metode tersebut penggunaan citra satelit juga dapat dijadikan salah satu pilihan untuk mendapatkan DEM.Citra yang digunakan merupakan citra satelit ALOS PALSAR yang diambil dengan metode SAR. SAR atau Synthetic Aperture Radar merupakan perkembangan penginderaan jauh dari sensor aktif radar, dimana pengambilan citranya menggunakan perpindahan wahana sehingga resolusi azimut yang didapat lebih baik dibandingkan dengan Real Aperture Radar.Sensor aktif tidak dipengaruhi keadaan cuaca, dapat menembus awan dan dapat beroperasi pada siang dan malam hari, merupakan kelebihan dalam pengamatan penginderaan jauh, terutama di daerah pegunungan yang sering kali tertutup awan. Pembuatan DEM di daerah pengunungan dalam hal ini Gunung Tangkuban Parahu dilakukan dengan teknik interferometri SAR (InSAR). Proses pembentukan DEM secara umum terbagi dua yakni pembentukan data mentah pasangan citra satelit ALOS PALSAR menjadi SLC (Single Look Complex) menggunakan MSP (Modular SAR Processing) dan pengolahan interometri SAR hingga pembentukan peta ketinggian dilakukan dengan ISP (Interferometric SAR Processing). Kedua proses tersebut dilakukan pada perangkat lunak GAMMA. Hasil dari pembuatan DEM dengan proses InSAR kemudian dibandingkan dengan 27 titik data pengukuran GPS dan juga tinggi dari DEM SRTM resolusi 90 m menggunakan pengambilan wilayah profil melintang.