digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Keberadaan aerosol dapat mempengaruhi kesehatan manusia, kualitas udara, dan iklim. Sumber aerosol dapat berasal dari alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api, garam laut ataupun hasil kegiatan manusia seperti industri, pembakaran bahan bakar fosil. Setiap tahunnya, di Indonesia masih terjadi kebakaran hutan yang merupakan salah satu sumber aerosol di atmosfer. Secara umum aerosol dapat diklasifikasikan menjadi 4 tipe yakni, Sea Salt, Sulfat, Dust, Carbonaceous. Salah satu cara untuk mengetahui dan mengklasifikasi tipe aerosol yakni dengan memanfaatkan data satelit.Pengklasifikasian tipe aerosol ini dilakukan menggunakan data Aerosol Optical Depth (AOD) dan Fine Mode Fraction (FMF) dari data Modis-Aqua serta data indeks aerosol dari data OMI-Aura dengan menggunakan algoritma MODIS-OMI. Metode ini mengklasifikasikan aerosol berdasarkan daya serap radiasi matahari dan ukuran aerosol. Analisis persebaran tipe aerosol dilakukan pada wilayah Indonesia bagian barat selama tahun 2011. Diketahui terdapat 2 jenis tipe aerosol utama dan 1 jenis tipe aerosol campuran, yakni tipe sea salt, sulfat, dan campuran antara sea salt dan sulfat. Aerosol sea salt pada umumnya terdapat di wilayah lautan dan persebarannya dipengaruhi oleh angin. Aerosol sulfat lebih dominan berada di wilayah Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Pada bulan-bulan kering, tipe sulfat ini lebih menyebar dan lebih sedikit dibanding pada bulan basah. Pada bulan basah, tipe sulfat ini terkonsentrasi pada wilayah Sumatera dan Kalimantan. Untuk tipe campuran sea salt dan sulfat terdapat di wilayah antara tipe sea salt dan tipe sulfat. Tipe ini merupakan tipe untuk meminimalisasi eror dari pengklasifikasian.