Kontrol terhadap Small Arms and Light Weapons (SALW) merupakan hal yang sangat penting bagi dunia internasional maupun Indonesia untuk menekan efek buruk yang mucul dari penggunaan senjata ilegal. Isu SALW menjadi sangat penting bagi Indonesia terkait dengan gejolak keamanan di beberapa daerah, seperti Aceh, Maluku, Papua, yang menelan banyak korban jiwa. Namun, tidak semua masalah konflik dapat terselesaikan dengan baik, khususnya dalam kontrol senjata, seperti keberadaan senjata ilegal di Aceh.
Hingga kini penelitian tentang SALW di Aceh sangat jarang ditemukan, karena sebagian besar penelitian tekait dengan isu operasi militer, isu hak azasi
manusia, atau reintegrasi Aceh kedalam NKRI. Kontrol SALW di Aceh menjadi sangat penting dibandingkan daerah lainnya, karena Aceh merupakan wilayah pasca konflik bersenjata terbesar dan terpanjang di Indonesia. Kedua, tingkat kriminalitas dengan penggunaan senjata api meningkat tajam pasca perlucutan senjata, serta potensi pasar gelap senjata api yang besar di Wilayah Aceh.
Penelitian ini metodologi kualitatif dengan jenis penelitian tesis adalah deskriptif. Tesis ini menggunakan data primer sekaligus data sekunder, yakni melalui wawancara dengan pihak-pihak yang secara langsung menangani masalah peredaran SALW di Indonesia. Data sekunder diperoleh melalui buku-buku pustaka, surat
kabar, artikel, dan internet. Hingga Kini masih ada dua masalah besar yang masih tersisa di Aceh. Pertama, potensi senjata illegal yang masih dimiliki oleh masyarakat Aceh, serta transparansi dan korupsi dana reintegrasi bagi eks kombatan GAM. Tesis ini diharapkan dapat menjadi bahan pustaka bagi pengambil kebijakan di masa mendatang, khususnya pemerintah dalam penanganan SALW di wilayah pasca konflik. Tesis ini juga memberikan rekomendasi bagi para pemangku kepentingan dalam mengambil kebijakan terkait kontrol SALW di Aceh.
Perpustakaan Digital ITB