Perubahan lingkungan bisnis dan ekonomi global yang semakin cepat menyebabkan berbagai permasalahan dan gangguan dalam pasokan bahan baku untuk industri baja. Industri baja dunia mengalami kelebihan kapasitas produksi yang mengakibatkan terjadinya kekurangan dan ketidakstabilan dari pasokan bahan baku untuk lini produksinya. Untuk menjamin ketersediaan bahan bakunya, produsen baja harus dapat mengantisipasi risiko dan kompleksitas pengadaan secara global.PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai salah satu produsen baja terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, juga mengalami permasalahan yang sama. Untuk mengatasi ancaman terbesar mengenai ketidakpastian pasokan dan tingginya harga bahan baku ini, maka diperlukan suatu strategi pengadaan yang dapat mengarahkan agar proses pengadaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Saat ini, perusahaan tidak memiliki strategi pengadaan yang dapat diandalkan untuk dapat mengatasi ancaman tersebut, yang disebabkan belum adanya metoda yang dapat digunakan untuk pengklasifikasian material serta pendefinisian strategi pengadaannya. Pendekatan matriks portfolio pembelian dari Kraljic tampaknya sesuai dengan kebutuhan perusahan saat ini. Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan yang mengklasifikasikan produk-produk dalam dua dimensi dasar yang kemudian menghasilkan sebuah matriks 2x2 dengan klasifikasi kedalam 4 kategori. Dengan bantuan matriks inilah, perusahaan akan melakukan pengklasifikasian dari keseluruhan material dan menentukan strategi yang tepat untuk setiap kategori material.Hasil studi ini adalah suatu matriks portofolio pengadaan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang dibentuk dari 2 dimensi pengadaan, yaitu : nilai pengadaan dan risiko pengadaan. Matriks ini mengklasifikasikan keseluruhan dari 37 kelompok material kedalam 4 kuadran : ‘Non-critical’ (14 kelompok material), ‘Bottleneck’ (4 kelompok material), ‘Leverage’ (6 kelompok material), dan ‘Strategic’ (13 kelompok material). Untuk setiap kuadran kemudian dapat didefinisikan tindakan-tindakan strategis yang dapat diambil, secara keseluruhan ada 10 tindakan strategis yang berbeda untuk proses pengadaan perusahaan. Evaluasi dari setiap tindakan strategis kemudian disusun menjadi rencana aplikasi untuk setiap kelompok material dalam operasional sehari-hari. Dengan hasil ini diharapkan perusahaan dapat memperbaiki penerapan dari strategi pengadaan untuk men dukung pencapaian sasaran-sasaran perusahaan. Dari matriks ini dapat dilihat bahwa PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. menghadapi risiko pengadaan yang tinggi untuk bagian terbesar pengadaannya karena keterbatasan dari sumber impor dan jumlah pemasoknya.Penerapan strategi pengadaan seharusnya dimulai dari penetapan kebijakan pengadaan yang mengarahkan keseluruhan proses pengadaan. Untuk itu perlu dilakukan proses sosialisasi kepada seluruh pihak-pihak terkait dari tingkat operasional sampai dengan pengambil keputusan, dilanjutkan dengan pembentukan tim untuk mempersiapkan prosedur dan infrastruktur yang diperlukan.
Perpustakaan Digital ITB