digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

I NENGAH WIRAJANA
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti

Mekanisme terminasi translasi pada sistem eukariot belum diketahui secara detail. Proses ini dimediasi oleh dua release factors, eRFI dan eRF3, yang berturut-turut dikode oleh gen SUP45 dan SUP35. Untuk mempelajari mekanisme terminasi translasi, terutama peranan protein eRFI, mutan-mutan sup45 ragi Saccharomyces cerevisiae telah dikonstruksi. Fenotipik mutan-mutan di atas meliputi allosuppressor, sensitif temperatur, dan hipersensitif paromomisin telah dikarakterisasi. Fenotipik allosuppressor kemungkinan dapat disebabkan oleh rendahnya konsentrasi seluler eRFI, atau adanya substitusi asam amino pada protein mutan. Pada penelitian ini telah dilakukan analisis ekspresi eRFI pada mutan-mutan sup45 yang bersifat allosuppressor dan sensitif temperatur. Disamping itu telah dilakukan ekspresi tinggi eRFI dari salah satu mutan di atas pada E. coli. Pemurnian protein ini telah dilakukan dengan kromatografi afinitas ion logam teramobilisasi. Hasil analisis ekspresi eRFI dengan menggunakan metoda Western blot menyarankan bahwa konsentrasi seluler eRF 1 pads mutan-mutan hampir sama dengan wild type. Data ini mengindikasikan bahwa fenotipik mutan bukan disebabkan oleh rendahnya konsentrasi seluler eRFI, namun lebih dimungkinkan oleh adanya substitusi asam amino pada eRFl. Ekspresi tinggi eRFI dari sup45-lls di E. coli [BL21 (DE3)] dengan menggunakan plasmid ekspresi hasil konstruksi (pITB53) telah diperoleh. Protein hash ekspresi ini telah dimurnikan dengan metoda kromatografi afinitas ion logam teramobilisasi. Pengaruh ion logam CUZ+, NZ+, dan kombinasi Cue` dengan Nz+ yang teramobilisasi pada matriks Chelating Sepharose Fast Flow, dalam pemurnian eRFI-I$s6 tidak memperlihatkan perbedaan yang berarti. Perubahan asam amino pada eRF I diduga dapat mempengaruhi aktivitas fungsional protein ini, untuk itu perlu dilakukan studi interaksi antara eRF I dan komponen lain yang terlibat dalam proses terminasi translasi.