digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tesis ini berpusat pada pengembangan metode baru diagnostik cacat permesinan. Acuan utama pengembangan metode diambil dari teknik pengenalan pola, khususnya metode jarak terdekat. Dalam hal ini, prosedur rinci penerapan metode jarak terdekat adalah melalui pembentukan vektor ciri. Identifikasi cacat dilakukan dengan mengukur jarak antara vektor ciri cacat yang akan dikenali dengan basis data vektor ciri cacat. Kontribusi utama tesis adalah pada metode diagnostik yang meramu pengenalan pola jarak terdekat dengan transformasi wavelet. Transformasi wavelet yang digunakan adalah transformasi wavelet diskret atau decimated discrete wavelet transform (DWT). Vektor ciri dibentuk dari koefisien filter wavelet. Metode yang dihasilkan diuji efektivitasnya melalui simulasi numerik. Ada dua jenis cacat yang dicoba, yakni cacat tak balans (unbalance) dan kelonggaran mekanik (mechanical looseness). Hasil simulasi numerik menunjukkan prospek yang menggembirakan, sehingga metode disarankan untuk diimplementasi di laboratorium. Sebagai hasil interim, tesis ini juga membahas teknik penghilangan derau dengan menggunakanDWT. Mengingat situasi dan kondisi saat pengukuran, sinyal hasil pengukuran sensor senantiasa mengandung derau. Cara lama menghalau derau adalah dengan teknik perata-rataan (untuk derau putih atau white noise) atau penapisan (filtering) untuk derau warna (colored noise). Kedua cara di atas, selain tak efektif, sinyal yang dihasilkan akan mengalami distorsi sehingga menyulitkan analisis. Berbeda dengan berbagai cara di atas, DWT tak menghasilkan beda fase. Akibatnya, karakteristik komponen sinyal tak terdistorsi. Sesuai karakteristik kerjanya, DWT akan mendekomposisi sinyal di daerah frekuensi pengukuran (antara 0 Hz. hingga frekuensi Nyquist) menjadi beberapa interval. Jumlah interval atau alokasi frekuensi bergantung jumlah tingkat atau level penerapan DWT. Oleh sebab itu, sinyal hasil pengukuran yang diperlukan dapat langsung diambil dari partisi sinyal keluaran DWT sesuai alokasi frekuensi yang diinginkan. Teknik ini telah diujicoba di Laboratorium Mekanika dan Konstruksi Mesin, FTMD – ITB, untuk meniadakan derau akibat pentanahan (grounding) yang tak sempurna. Komponen sinyal derau dengan frekuensi jala-jala (50 Hz) yang mengotori hasil pengukuran berhasil disingkirkan dengan mudah dengan memanfaatkan DWT.