digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tuberkulosis (TBC) masih merupakan masalah kesehatan global yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Insidensi, morbiditas dan mortalitas infeksi TBC di seluruh dunia dan di Indonesia masih cukup tinggi. Sepanjang tahun 2010 tercatat 9 juta kasus baru dan 2 juta kematian karena infeksi TBC. Tingginya kasus infeksi TBC disebabkan oleh infeksi penyerta Human Immunodefiency Virus, resistensi obat, serta karakteristik alamiah M. tuberculosis. Infeksi TBC terjadi setelah bakteri masuk ke dalam tubuh melalui udara pernapasan dan bertahan hidup di dalam makrofag paru-paru sel inang. Makrofag yang teraktivasi akan menghasilkan berbagai senyawa oksidatif (ROS, Reactive Oxygen Species) dan nitrosatif (RNI, Reactive Nitric Intermediate), yang memiliki efek bakterisidal. Perubahan kondisi lingkungan intraseluler makrofag ini menyebabkan M. tuberculosis melakukan pemrograman ekspresi gen agar tetap bertahan hidup. Selain itu, aktivitas proteasom yang dimiliki oleh M. tuberculosis mampu melawan efek bakterisidal ROS dan RNI. MtrA adalah protein yang berperan penting dalam patogenesis infeksi tuberkulosis pada manusia. MtrA berfungsi dalam pengaktifan transkripsi, regulasi proliferasi, multiplikasi sel, penghambat fusi fagosom-lisosom di dalam makrofag sel inang dan sebagai salah satu substrat sistem degradasi proteasom M. tuberculosis. Pengetahuan mengenai peran MtrA dalam sistem degradasi protein oleh proteasom akan memberi pemahaman baru patogenesis TBC pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkloning gen pengode MtrA dari M. tuberculosis galur murni H37Rv, isolat klinis Y M. tuberculosis yang diambil dari cairan sum-sum tulang belakang (LCS, liquour cerebrospinalis pasien penderita meningitis tuberkulosis serta isolat klinis R26 dan R27 from M. tuberculosis yang Multi Drug Resistance (MDR). Gen pengode MtrA dari keempat isolat tersebut telah berhasil diisolasi dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) menggunakan primer maju HMTAR-F dan primer mundur HMTAR-R, yang dirancang berdasarkan urutan nukleotida mtrA M. tuberculosis H37Rv (Genebank Accession number U01971.1). Fragmen gen mtrA isolat galur murni H37Rv dan isolat klinis Y berukuran 687 pb telah berhasil diklon ke vektor pGEM-T. Pemotongan gen mtrA pada vektor pGEM-T menggunakan enzim restriksi XbaI dan XhoI tidak berhasil sehingga subkloning ke dalam vektor ekspresi belum dilakukan. Hal ini diduga karena adanya metilasi pada urutan nukleotida GATC, sisi restriksi XbaI. Urutan nukleotida gen mtrA M. tuberculosis galur murni H37Rv dan isolat klinis Y (687 pb) mengode 228 asam amino. Urutan nukleotida isolat R26 dan R27 dari hasil PCR adalah masing-masing 680 dan 682 pb. Analisis urutan nukleotida gen mtrA keempat sampel tersebut menunjukkan tingkat kemiripan 100% dengan gen mtrA M. tuberculosis galur H37Rv pada Genebank. Pada gen mtrA isolat Y ditemukan mutasi bisu C261T. Mutasi ini tidak menyebabkan perubahan asam amino Lys-85. Adapun urutan nukelotida gen mtrA isolat R26 dan R27 sebagian besar tidak menunjukkan adanya perubahan nukelotida. Hasil ini berimplikasi pada protein MtrA yang tetap aktif meregulasi ekspresi gen-gen M. tuberculosis yang MDR maupun M. tuberculosis pada infeksi meningitis TBC.