digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ketika beroperasi, pipa akan berkontak langsung dengan fluida yang dipindahkan atau dengan lingkungan sekitar. Hal ini dapat menyebabkan terkorosinya dinding pipa sehingga dapat menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu langkah pengawasan yang bertujuan untuk menghitung kekuatan sisa yang dinamakan fitness for service, hal ini berkaitan dengan tindak lanjut dalam proses RBI (risk based inspection) untuk menghindari kegagalan atau kerusakan akibat degradasi cacat tersebut. Pada tugas sarjana ini dilakukan analisis fitness for service pada pipa transmisi yang mengalami korosi pitting berdasarkan API RP 579. Untuk mempermudah analisis, dikembangkan program bantu perhitungan yang digunakan untuk mengetahui kriteria kelayakan level 1 dan level 2. Sebagai studi kasus, penulis menganalisis kriteria fitness for service pada pipeline Widuri D – Widuri P New milik CNOOC SES Ltd. dengan tekanan operasi sebesar 187.35 psi. Dari data yang diperoleh, diketahui kedalaman pitting yang seragam yaitu 28% dari ketebalan pipa. Dari hasil analisis fitness for service diketahui pipeline tersebut tidak memenuhi kriteria untuk kembali beroperasi sehingga perlu dilakukan rerate dengan menurunkan tekanan operasi. Faktor kekuatan sisa (RSF) yang diperoleh pada level 1 sebesar 0.53 sehingga perlu dilakukan penurunan tekanan operasi sebesar 41%. Pada perhitungan level 2 diperoleh nilai RSF sebesar 0.61 dan perlu dilakukan penurunan tekanan operasi 32% dari tekanan awal, sedangkan pada perhitungan level 3 diperoleh nilai SF sebesar 0.84 dengan penurunan tekanan operasi 16%.