digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Selama tahun 2000-2011 empat gempa besar dengan amplitude diatas 7SR terjadi di regional Jepang, yang paling terakhir diantaranya merupakan gempa besar di Jepang sepanjang sejarah. Tulisan ini mengupas kemungkinan kaitan antara kejadian gempa besar dengan fluktuasi sinyal geomagnetik yang bersifat anomali, dengan menerapkan prosedur diferensiasi dan moving average. Data geomagnetik per-menit yang hampir kontinyu selama rentang waktu sebelas tahun diambil dari tiga observatorium INTERMAGNET di wilayah regional Jepang. Hasil pengolahan sinyal menunjukkan fluktuasi geomagnetik dengan magnitude tinggi yang terlihat dari sejak 3 bulan sampai 1 bulan sebelum kejadian gempa, yang kemungkinan dapat dijadikan sebagai prekursor kejadian gempa bumi besar. Prosedur moving average yang diterapkan atas nilai diferensiasi geomagnetik total antar observatorium menunjukkan magnitude yang cukup tinggi, namun terdapat pula kejadian gempa yang tidak menunjukkan kecenderungan anomali dan hanya menunjukkan trend linear. Sementara itu, kondisi geomagnetik global pada saat kejadian gempa menunjukkan adanya semacam hubungan sebab-akibat antara gempa dan gangguan geomagnetik di lithosfer dan atmosfer dengan ditandai munculnya anomali sinyal geomagnetik tersebut. Sekalipun demikian, hubungannya secara fisis maupun matematis belum dapat didefinisikan dengan tegas.