digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian geologi dan evolusi daerah Kepala Burung dimulai beberapa tahun lalu oleh beberapa peneliti. Data yang digunakan dalam pembuatan model evolusi dan tektonik Teluk Cenderawasih sangat terbatas, karena terbatasnya aktifitas eksplorasi di daerah ini. Model-model yang ada umumnya dibuat berdasarkan geologi di sekitar teluk, yaitu di daratan utama Papua dan di pulau-pulau yang tersebar di dalam teluk.Teluk Cenderawasih dapat diklasifikasikan sebagai cekungan frontier. Di sekitar daerah ini hanya terdapat dua sumur bor. Pada tahun 1973, Tesoro Indonesia melaukan pemboran di dua titik, setelah itu aktifitas pemboran berhenti. Data seismik di daerah sekitar teluk di bagian daratan Papua Utara pada 1.380 km. Total sampai pada tahun 2007, data seismik daerah lepas pantai Teluk Cenderawasih tidak tersedia. Pada tahun 2007 TGS NOPEC melakukan pengambilan data seismik sepanjang ratusan kilometer di daerah teluk, dan multibeam. Data multibeam ini dapat digunakan untuk pemetaan backscatter dan bathimetri dasar laut.Makalah ini akan menyimpulkan model baru perkembangan Teluk Cenderawasih di bagian utara Papua. Geologi Teluk Cenderawasih berperan penting dalam perkembangan evolusi tektonik Kepala Burung. Model yang disajikan terutama berdasarakan penafsiran penampang seismik 2D terbaru, peta struktur waktu, penampang geologi 3D, dan rekonstruksi penampang (palinspatik).Studi tentang pergerakan lempeng yang mempengaruhi deformasi Kepala Burung menjelaskan bahwa Lempeng Benua Indo-Australia pada saat ini bergerak relatif ke utara, sedangkan Lempeng Samudera Pasifik-Caroline bergerak ke baratdaya. Deformasi akibat tumbukan oblique kedua lempeng ini terekam pada sejarah tektonik Kepala Burung dan seluruh daratan New Guinea.Teluk Cenderawasih dibatasi oleh struktur-struktur geologi utama yang mempengaruhi sejarah tektonik Kepala Burung. Zona Sesar Sorong-Yapen berada di bagian tengah daerah penelitian, bagian utara dibatasi oleh New Guinea Trench. Bagian timur dibatasi oleh Waipoga Trough. Bagian selatan dibatasi oleh Weyland Overthrust. Bagian barat dibatasi oleh Jalur Lipatan Anjakan Lengguru, Zona Sesar Ransiki, dan Tinggian Kemum. Beberapa pulau tersebar di sekitar teluk, diantaranya, Pulau Yapen, Pulau Biak, Pulau Supiori, Pulau Num, Pulau Numfoor, dan beberapa pulau kecil di bagian barat teluk.Penafsiran dari 72 penampang seismik 2D baru dan peta bathimetri permukaan lantai samudera menunjukkan perkembangan struktur dan sedimentasi daerah penelitian. Penafsiran data seismik dilakukan dengan menggunakan prinsip seismik stratigrafi. Hal ini disebabkan oleh minimnya informasi stratigrafi bawah permukaan yang memadai.Peta struktur waktu dan penampang geologi 3D akan menunjukkan kecenderungan arah struktur sesar, geometri dan topografi cekungan serta tinggian batuan dasar. Struktur sesar berarah timurlaut-baratdaya diperkirakan sebagai bukti kehadiran mekanisme ekstensional pada daerah penelitian. Struktur sesar berarah barat-timur merupakan bukti perkembangan Zona Sesar Yapen. Deformasi kompresi ditemukan di bagian tenggara Teluk Cenderawasih di Palung Waipoga. Sesar anjakan tipe thin skinned hadir pada arah timurlaut-baratdaya membentuk jalur lipatan dan anjakan yang kemudian dikenal dengan Waipoga Fold Thrust Belt (Jalur Lipatan Anjakan Waipoga). Rekonstruksi penampang menampilkan perkembangan struktur dan sedimentasi hasil penafsiran. Rekonstruksi digunakan untuk mengkonfirmasi kehadiran ciri deformasi ekstensi maupun kompresi berdasarkan tipe-tipe sesarnya.Hasil pemodelan pada seluruh penampang yang ada mengindikasikan adanya kemungkinan pergerakan Kepala Burung dan perlahan bergerak berlawanan arah jarum jam ke barat. Pergerakan ini diperkirakan berkaitan dengan hadirnya mekanisme ekstensional. Mekanisme ekstensional dan pergerakan sesar geser mengiri dari Zona Sesar Sorong-Yapen yang terjadi setelah tumbukkan busur benua ini kemudian menghasilkan ciri geografi yang sangat spesifik sebagai Teluk Cenderawasih.Data stratigrafi yang memadai akan memberikan tambahan informasi mengenai batuan dasar yang mendasari Teluk Cenderawasih dan lithologi di atasnya, untuk itu diperlukan eksplorasi geologi lebih lanjut, misalnya pemboran di daerah lepas pantai Teluk Cenderawasih.