2007 TA PP DINA PUSPITARINI 1-COVER.pdf
2007 TA PP DINA PUSPITARINI 1-BAB 1.pdf
2007 TA PP DINA PUSPITARINI 1-BAB 2.pdf
2007 TA PP DINA PUSPITARINI 1-BAB 3.pdf
2007 TA PP DINA PUSPITARINI 1-BAB 4.pdf
2007 TA PP DINA PUSPITARINI 1-BAB 5.pdf
2007 TA PP DINA PUSPITARINI 1-BAB 6.pdf
2007 TA PP DINA PUSPITARINI 1-BAB 7.pdf
2007 TA PP DINA PUSPITARINI 1-PUSTAKA.pdf
Sebagai negara yang lebih dari 2/3 wilayahnya berupa perairan, Indonesia tentunya harus mampu mengolah potensi perairan yang ada. Tidak hanya dari potensi sumber daya hayati yang ada, tetapi juga dari potensi energi ombak yang dimilikinya. Sehingga dalam Tugas Akhir ini dibahas mengenai potensi energi gelombang di salah satu daerah di Indonesia dan kemungkinan pengembangannya sebagai pembangkit listrik tenaga ombak yang komersial.Daerah Sabang dipilih sebagai lokasi yang cukup potensial karena lokasinya berdekatan dengan Samudra Hindia serta daerah ini tidak berhadapan dengan banyak pulau yang dapat mengurangi energi yang terkandung dalam gelombang. Selain itu data yang diperoleh pada daerah ini cukup baik dan lengkap. Data yang diperoleh berupa data angin setiap 3 jam selama setahun. Dari data angin ini, diolah menjadi data gelombang melalui beberapa tahapan prosedur.Data gelombang yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar gelombang terjadi dalam arah barat dan timur, serta sebagian kecil dalam arah barat daya. Sedangkan energi gelombang yang dominan hanya terdapat pada arah barat dan timur, karena pada arah barat daya gelombang yang terjadi hanya memiliki ketinggian dan perioda yang kecil.Berdasarkan hal tersebut, Pelamis 750 kW diletakkan melintang dari barat ke timur sehingga dapat menyerap energi dari kedua lokasi tersebut. Tiap unit Pelamis 750 kW dapat menghasilkan output energi sebanyak 79,5% dari energi gelombang yang tersedia pada seluruh arah. Faktor kapasitas dari divais ini hanya sebesar 8%.Untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga ombak komersial, rating daya dari Pelamis diturunkan menjadi 100 kW dan efisiensinya diasumsikan bernilai tetap 80%. Sehingga faktor kapasitas dari tiap unit Pelamis 100 kW meningkat menjadi 60,10%.Pembangkit listrik yang didesain terdiri atas 180 unit Pelamis 100 kW, sehingga memiliki rating daya 18 MW dan dapat menghasilkan energi listrik sebesar 94.825,8 MWh/tahun. Dengan asumsi tertentu, estimasi biaya untuk pembangunan pembangkit ini adalah $146 juta. Dengan memperhitungkan biaya operasional dan pemeliharaan, biaya overhaul dan penggantian, dan discount rate sebesar 5%, diperoleh harga listrik dari pembangkit ini adalah 21,60 sen/kWh.
Perpustakaan Digital ITB