digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jerawat batu adalah jerawat yang tidak muncul ke permukaan kulit, sehingga diperlukan pengobatan topikal yang dapat berpenetrasi sampai ke dermis. Benzoil peroksida adalah salah satu obat anti jerawat yang bekerja membunuh bakteri penyebab jerawat. Zat ini praktis tidak larut dalam air sehingga menimbulkan masalah dalam formulasi. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah membuat sediaan dalam bentuk sistem mikroemulsi. Sistem ini dapat meningkatkan kelarutan obat dan juga penetrasi obat ke dalam kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan formula sediaan topikal benzoil peroksida dalam bentuk mikroemulsi. Mikroemulsi benzoil peroksida dibuat dengan menggunakan basis yang terdiri dari minyak zaitun, surfaktan Cremophor EL serta ko-surfaktan etanol 95% dan gliserin. Peningkatan viskositas mikroemulsi dilakukan dengan penambahan gel hidroksipropil selulosa (HPC) dan hidroksipropil metil selulosa (HPMC). Karakteristik mikroemulsi dievaluasi dengan mengukur pH, viskositas, dan uji stabilitas fisik dengan penyimpanan pada suhu 40oC selama 28 hari dan metode freeze-thaw. Uji difusi benzoil peroksida dari sediaan dilakukan dengan sel difusi menggunakan membran buatan Spangler. Mikroemulsi yang stabil dan transparan diperoleh dari komposisi minyak zaitun 10,5%; Cremophor EL 48 %; gliserin 20%; air suling 21,5% dan tanpa penggunaan etanol 95%. Formula ini dapat melarutkan benzoil peroksida sebanyak 1,5%. Gel HPC dan HPMC tidak dapat ditambahkan ke dalam sistem mikroemulsi. Mikroemulsi stabil selama 28 hari pada suhu 40oC dan 8 siklus freeze-thaw. Benzoil peroksida yang terdifusi dari sediaan mikroemulsi setelah tiga jam adalah 45,08 %.