Pospay adalah brand yang dikembangkan oleh PT Pos Indonesia untuk seluruh jasa payment points online. Pospay merupakan brand pertama di industri jasa payment point untuk kategori non bank. Pospay memiliki kontribusi yang besar terhadap penerimaan PT Pos Indonesia secara keseluruhan. Pada saat ini, kinerja bisnis pospay masih belum memenuhi harapan. Tingkat pertumbuhan penerimaan dari Pospay terus mengalami penurunan selama lima tahun terakhir. Selain itu, penerimaan yang diperoleh belum memenuhi target yang ditetapkan oleh management. Hal ini terjadi karena bisnis ini dihadapkan pada keadaan yang tidak menguntungkan yaitu meningkatnya jumlah pesaing, struktur organisasi perusahaan yang tidak effektif, dominanya jumlah pegawai senior dalam perusahaan serta menurunnya tingkat kesehatan perusahaan. Kondisi ini menghasilkan pertanyaan bagaiamana meningkatkan kinerja bisnis pospay sehingga memenuhi harapan perusahaan.
Bisnis isu yang dihadapi oleh divisi pospay PT Pos Indonesia dieksplorasi dengan menggunakan pendekatan management stratejik yang dimulai dengan menganalisis lingkungan internal dan eksternal perushaan serta konsumen. Hasil dari analisis lingkungan eksternal adalah berupa peluang dan acaman terhadap bisnis pospay. Peluang bagi bisnis ini terdiri dari internet of things, e-money/ewallet, jumlah pasar retail yang belum terlayani bank yang bersar, ekspansi kredit perbankan serta pertumbuhan industri financing dan subscription based industry. Ancaman terhadap bisnis ini meliputi regulasi branchless banking, isu restrukturisasi BUMN, penetrasi teknologi keuangan, kekuatan tawar konsumen yang tinggi, agen yang sensitif terhadap harga serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan transaksi cashless. Di samping itu, analisis lingkungan internal menghasilkan peta kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan perusahaan meliputi kemampuannya dalam menyediakan jenis bills payment yang lebih banyak, persepsi biaya administrasi yang murah, jumlah distribution channel yang banyak dan strategis, aplikasi yang dikembangkan secara in-house, kekeluargaan yang kuat antar pegawai, kapabilitas berinovasi, posisi yang kuat pada konsumen, asosiasi positif dari brand. Sementara kelemahan dari organisasi ini terdiri dari hanya melayani transaksi tunai, seringnya terjadi off-line, tidak adanya standard penyambutan dan fasilitas layanan, rendahnya kemampuan dalam memahami kebutuhan konsumen dan menangani keluhan, terbatasnya online marketing, rendahnya etika kerja dan kemampuan meminjam, struktur organisasi yang tidak efektif, dominasi pegawai senior serta tidak adanya database pelanggan ritel. Berdasrkan input yang disebutkan di atas, corporate level strategy untuk Pospay adalah “grow and build”, sementara pada business level strategy adalah “cost-leadership”. Strategi pertumbuhan untuk pospay dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu mempertahankan database konsumen yang ada melalui peningkatan layanan dan kualitas layanan serta loyalitas pelanggan, mengakusisi konsumen baru dengan cara menambah jumlah dan jenis distribution channel yang ada, memperbaiki kondisi internal perusahaan yaitu merekrut pegawai muda yang bertalenta, meningkatkan kapasitas meminjam jangka pendek, memperbaiki mekanisme reward and punishment serta mendesain ulang struktur organisasi yang ada. Diharapkan setelah introduksi strategi tersebut, pospay business akan tumbuh sebesar 10 % dalam jangka waktu tiga tahun.
Perpustakaan Digital ITB