digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TS PP PARAMITA JAYA RATRI 1-COVER.pdf


2008 TS PP PARAMITA JAYA RATRI 1-BAB 1.pdf

2008 TS PP PARAMITA JAYA RATRI 1-BAB 2.pdf

2008 TS PP PARAMITA JAYA RATRI 1-BAB 3.pdf

2008 TS PP PARAMITA JAYA RATRI 1-BAB 4.pdf

2008 TS PP PARAMITA JAYA RATRI 1-BAB 5.pdf

2008 TS PP PARAMITA JAYA RATRI 1-PUSTAKA.pdf

Metoda polimerisasi secara enzimatik menawarkan suatu proses yang ramah lingkungan dan menghasilkan suatu ruang lingkup baru pada sintesis polimer. Hal tersebut menyebabkan proses polimerisasi ini semakin menarik untuk dipelajari. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan studi kinetika terhadap pembentukan poliamidaamina (dari substrat dietilen triamin dan dimetil adipat) serta nilon 4,6 (dari substrat 1,4-diaminobutana dan dimetil adipat), peran katalis novozyme435, pengaruh efek difusi internal terhadap reaksi. Selain itu, pada penelitian ini juga dipelajari pengaruh penambahan toluen sebagai pelarut terhadap berat molekul poliamidaamina tanpa melakukan studi kinetik. Kromatografi gas digunakan untuk menentukan kecepatan proses polimerisasi poliamidaamina dan nilon 4,6 pada 40 dan 60 oC. Untuk mendukung hasil kromatografi gas, ATR-FTIR digunakan untuk mendeteksi pembentukan ikatan amida. Penentuan berat molekul polimer dilakukan dengan membandingkan integrasi antara gugus metoksi yang merupakan gugus ujung dengan gugus metilen pada rantai utama melalui spektrum 1H-NMR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh temperatur dan adanya enzim mempengaruhi kecepatan pembentukan dan berat molekul dari polimer yang terbentuk. Di lain sisi, tidak terjadi efek difusi internal pada butiran enzim baik pada proses pembentukan poliamidaamina ataupun nilon 4,6. Derajat polimerisasi ditentukan oleh substrat amina, temperatur, adanya pelarut, dan enzim pada sistem. Pada sistem tanpa pelarut, berat molekul poliamidaamina lebih besar pada 60 oC sedangkan untuk nilon 4,6 lebih besar pada 40 oC. Hal tersebut dapat disebabkan oleh sifat fisik dan kimia dari senyawa amina yang digunakan. Untuk sistem tanpa menggunakan katalis, dihasilkan berat molekul yang sama pada temperatur yang berbeda. Adanya toluen baik pada sistem terkatalisis atau tidak menghasilkan poliamidaamina dengan derajat polimerisasi yang besar. Polimerisasi yang terjadi secara enzimatik pada sistem berpelarut menghasilkan polimer empat kali lebih banyak dibandingkan polimerisasi tanpa menggunakan enzim.