digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Reza Maulid Ghiffary
PUBLIC Open In Flipbook Ridha Pratama Rusli

Keamanan energi global dan meningkatnya emisi gas rumah kaca mendorong kebutuhan akan alternatif berkelanjutan terhadap diesel fosil. PLTU PT XYZ (4 × 660 MW) menghasilkan sekitar 110 ton limbah hayati laut per tahun, yang saat ini dikelola melalui pengomposan dengan larva Black Soldier Fly (BSFL). Studi ini meneliti konversi limbah tersebut menjadi biodiesel melalui: (1) simulasi proses di Aspen HYSYS v14, (2) optimasi reaktor, dan (3) evaluasi tekno-ekonomi. Minyak BSFL yang mengandung >80% berat asam lemak bebas dimodelkan dalam dua jalur reaksi: esterifikasi dengan katalis asam dan transesterifikasi superkritis non-katalitik. Menggunakan model kinetik pseudo-orde satu, dilakukan variasi suhu (60–300 °C), tekanan (0,2–26 MPa), rasio metanol:minyak (4:1–60:1), dan laju umpan (0,1–500 kg/jam), dengan target kemurnian FAME ? 96,5% (ASTM D6751). Kondisi optimal tercapai pada 69 °C, 0,6 MPa, rasio 8:1 (katalis asam), dan 260 °C, 19,5 MPa, rasio 10:1 (superkritis). Pada umpan 0,1 kg/jam, keduanya belum layak secara ekonomi. Untuk mencapai payback 10 tahun, dibutuhkan 100 kg/jam (katalitik) atau 200 kg/jam (superkritis), dengan harga jual biodiesel 1,20 USD/kg. Proses katalitik lebih ekonomis dengan CAPEX/OPEX 40% lebih rendah. Skala budidaya BSFL dapat ditingkatkan—limbah makanan Jawa Tengah 1,7 juta ton/tahun berpotensi menghasilkan 1.500 kg/jam minyak larva—mendukung kelayakan komersial dan visi "Melampaui Listrik" PT XYZ serta target energi bersih nasional.