Material perovskit telah menarik minat banyak peneliti dalam bidang teknologi
pemanenan energi matahari. Selama beberapa dekade, perovskit berbasis timbal
(Pb) banyak digunakan sebagai material aktif dalam sel surya tersensitisasi pewarna
(dye-sensitized solar cell, DSSC) dan sel surya perovskit (perovskite solar cell,
PSC). Namun, penggunaan timbal (Pb) dalam jumlah banyak dikhawatirkan dapat
menimbulkan bioakumulasi karena logam Pb memiliki toksisitas yang tinggi dan
dalam preparasinya memerlukan peralatan yang cukup mahal. Saat ini, pemilihan
material perovskit bebas Pb mulai banyak diteliti, salah satunya adalah penggunaan
logam timah (Sn) yang diketahui lebih ramah lingkungan, mudah disintesis, dan
telah terbukti memiliki kinerja fotovoltaik yang dapat bersaing dengan perovskit
berbasis Pb.
Penelitian ini melaporkan sintesis dan karakterisasi material perovskit berbasis Sn
yang dilakukan di udara bebas menggunakan metode hot injection yang
dimodifikasi dari prosedur Wang dkk. (2016). Material yang dihasilkan
menunjukkan struktur kristal kubik dengan grup ruang Pm-3m, menyerupai struktur
CsI. Karakterisasi Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-ray
Spectroscopy (SEM-EDS) mengonfirmasi adanya unsur Cs, Sn, dan I, dengan Sn
sebagai komponen terkecil. Morfologi partikel menunjukkan bentuk sferis yang
mengalami agregasi, dengan ukuran yang bervariasi sesuai durasi sintesis (1, 10,
dan 60 menit). Karakterisasi optik menggunakan spektrometer Ultraviolet-Visible
(UV-Vis) menunjukkan dua puncak serapan pada 292 nm dan 362 nm. Spektrum
fotoluminesensi memperlihatkan bahwa dengan pemberian energi di panjang
gelombang pada 292 nm menghasilkan area luminesensi di daerah panjang
gelombang 328 nm dan 448 nm sedangkan dengan pemberian energi di panjang
gelombang pada 362 nm menghasilkan area luminesensi di daerah panjang
gelombang 446 nm. Nilai energi celah pita yang diperoleh melalui analisis Tauc
plot adalah 3,109 eV. Karakterisasi Fourier Transform Infrared (FTIR) berhasil
mengidentifikasi gugus fungsi dari ligan asam oleat dan oleilamin yang digunakan
selama sintesis, sedangkan spektroskopi Raman mendeteksi ikatan khas dalam
struktur perovskit berbasis Sn. Dalam aplikasinya pada DSSC, material perovskit ditambahkan ke dalam larutan
dye N719 sebagai material aktif. Karakterisasi spektroskopi UV-Vis terhadap
lapisan TiO2 yang telah direndam dalam campuran dye dan perovskit menunjukkan
pergeseran puncak serapan dye ke arah panjang gelombang lebih besar, seiring
dengan meningkatnya ukuran partikel perovskit. Spektrum FTIR juga
menunjukkan munculnya puncak baru yang mengindikasikan adanya interaksi
kimia antara perovskit dan dye. Uji performa empat perangkat DSSC menunjukkan
bahwa perangkat dye + P.1 (sintesis 1 menit) menghasilkan efisiensi tertinggi
sebesar 3,84%, dengan Voc 0,68 V, Jsc 11,83 mA/cm2
, dan fill factor (FF) 0,48.
Penurunan performa setelah dua minggu penyimpanan paling kecil terjadi pada
perangkat ini, yaitu sebesar 10,68%.
Perpustakaan Digital ITB