Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur termal vertikal beresolusi tinggi di lapisan atmosfer dekat permukaan (0–2 meter) di atas permukaan urban, khususnya paving block, selama periode pemanasan siang hari. Studi ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk memberikan justifikasi fisis dan observasional terhadap standar ketinggian pengukuran suhu udara WMO (1,25–2,0 meter) ketika diaplikasikan pada permukaan buatan yang aktif secara termal. Pengamatan dilakukan di Pusdikif, Bandung Barat, menggunakan sistem instrumentasi yang mencakup susunan termokopel vertikal Tipe-T, anemometer sonik 3D, dan net radiometer 4-komponen, dengan data yang diakuisisi pada frekuensi 10 Hz. Hasil analisis menunjukkan keberadaan lapisan super-adiabatik yang kuat pada puluhan sentimeter pertama di atas permukaan, yang dicirikan oleh fluktuasi suhu ekstrem akibat aktivitas thermal plumes. Analisis statistik sebaran temperatur menunjukkan bahwa variabilitas termal menurun signifikan di atas ketinggian 20 cm, memberikan pembenaran observasional bahwa rentang standar WMO berada di dalam zona yang lebih stabil dan representatif. Dominasi proses turbulen dibuktikan secara kuantitatif melalui metode pembuktian terbalik, yang menunjukkan nilai Difusivitas Termal Semu (????????????????) hingga 15 orde magnitudo lebih besar dari nilai teoretisnya. Kuantifikasi efisiensi turbulensi melalui Koefisien Difusivitas Eddi (?????) menegaskan tingginya laju pencampuran, bahkan pada kondisi angin lemah, yang mengonfirmasi bahwa konveksi bebas adalah mekanisme fisis utama yang menciptakan lapisan representatif tersebut. Temuan ini secara kolektif memberikan justifikasi fisis dan kuantitatif atas pemilihan standar ketinggian observasi suhu oleh WMO, sekaligus menegaskan pentingnya pertimbangan struktur mikrometeorologi dalam pengukuran suhu di lingkungan urban.
Perpustakaan Digital ITB