Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang terus meningkat yang menyebabkan
tumbuhnya kebutuhan untuk tempat tinggal maupun perkantoran, yang tidak
diimbangi dengan ketersediaan lahan khususnya di kota-kota besar, mendorong
opmalisasi lahan dengan pembangunan gedung yang semakin tingi. Dengan
perancangan gedung yang semakin tinggi, ramping, dan juga kompleks, muncul
tantangan baru dalam perancangan, khususnya karena struktur lebih sensitif akibat
eksitasi angin dibandingkan gempa, karena frekuensi natural dari bangunan tinggi
yang rendah serta rasio redaman yang kecil.
Indonesia dan negara-negara lainnya mengatur pembebanan struktur terhadap
beban angin menggunakan pendekatan code-prescriptive, yaitu menggunakan SNI
1727:2020 yang diadopsi dari ASCE 7-16. Pendekatan code-prescriptive ini
mengasumsikan beban angin bekerja secara statik ekivalen, dengan
mengekuivalensikan gaya akibat beban angin di sepanjang ketinggian bangunan
sebagai beban statik, dan mengabaikan komponen dinamik angin akibat
fluktuasinya. Selain itu, berbeda seperti gempa, elemen struktur didesain untuk
tetap elastik terhadap pembebanan angin, yang dapat menyebabkan demand
struktur yang jauh lebih besar karena tidak memperhitungkan kapasitas nonlinear
untuk mendisipasi kinerja. Dari berbagai limitasi yang muncul pendekatan codeprescriptive
ini, dikembangkan suatu alternatif desain menggunakan pendekatan
desain berbasis kinerja, yang disebut performance-based wind design (PBWD).
Pendekatan PBWD meninjau desain struktur pada berbagai level kinerja, dan
menggunakan beban angin riwayat waktu (time history), sehingga
memperhitungkan pengaruh dinamik dari angin yang selalu berfluktuatif sepanjang
waktu. Beban angin riwayat waktu didapatkan dari pengujian wind tunnel, yang
memiliki limitasi untuk dilakukan khususnya biaya yang sangat mahal , tidak dapat
mengikuti perubahan desain pada tahap perancangan, dan memerlukan waktu yang
cukup lama untuk melakukan perubahan. Salah satu alternatif dari pengujian
ii
terowongan angin adalah dengan pembuatan beban angin time history dari
penurunan time history kecepatan angin yang didapatkan menggunakan spectral
representation method (SRM) untuk simulasi kecepatan dan beban drag angin.
Setelah itu, beban lift angin didapatkan dengan melakukan penurunan teori quasisteady
dari kecepatan angin yang disimulasikan.
Sebelumnya telah dilakukan penelitian untuk menurunkan beban angin time history
menggunakan penurunan time history kecepatan angin buatan. Akan tetapi,
penelitian ini hanya memperhitungkan beban drag angin saja, sedangkan pada arah
lain tidak diperhitungkan, tidak memperhatikan properti temporal dan spektral dari
time history yang dihasilkan, dan hanya meninjau struktur di level ultimit saja.
Penelitian ini akan mengembangkan lebih lanjut pengembangan time history dari
beban angin untuk drag dan lift, kemudian akan dilakukan komparasi pembebanan
angin menggunakan pendekatan code-prescriptive dan PBWD menggunakan beban
angin time history buatan pada drag dan lift untuk dapat mengevaluasi perbedaanperbedaan
fundamental dari kedua pendekatan, serta melakukan evaluasi respons
dan desain struktur yang dihasilkan dari kedua pendekatan.
Hasil penelitian berhasil memberikan algoritma untuk menghasilkan time history
beban angin drag dan lift yang memiliki properti temporal dan spektral yang sama
seperti properti spektrum target yang digunakan pada penurunan teori quasi-steady.
Dalam komparasi pendekatan code-prescriptive dan PBWD, didapatkan komparasi
beban angin mean dari PBWD lebih kecil dibandingkan dengan code-prescriptive,
namun untuk beban puncak PBWD lebih besar daripada code-prescriptive karena
memperhitungkan pengaruh dinamik angin pada tiap titik/lantai tinjauan. Respons
struktur yang dihasilkan dari beban PBWD juga lebih besar dibandingkan beban
code-prescriptive. Pada struktur tinjauan yang berlokasi di Jakarta dengan kondisi
seismik yang cukup signifikan, didapatkan bahwa kebutuhan tulangan elemen
struktur akan dipengaruhi oleh beban seismik untuk pendekatan code-prescriptive,
sedangkan untuk pendekatan PBWD kebutuhan tulangan elemen di-govern oleh
beban angin dan seismik secara merata.
Perpustakaan Digital ITB