digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

AAT adalah masalah utama lingkungan dari kegiatan pertambangan di seluruh dunia selama masa eksplorasi, operasi dan pascatambang. AAT hasil oksidasi mineral sulfida pada kondisi berair menghasilkan keasaman, sulfat dan besi. AAT dapat melindi batuan samping sehingga terjadi peningkatan logam berat terlarut ,termasuk REE. REE juga digunakan secara luas dalam studi geokimia untuk menentukan reaksi antara batuan, airtanah dan air permukaan sehingga dapat digunakan sebagai indikator dalam mempelajari potensi pencemaran AAT. Selain itu, pengayaan REE di AAT dapat menjadi sumberdaya REE walaupun dalam beberapa penelitian masih marjinal. AAT di PT Bukit Asam memiliki karakteristik yang unik, begitu pula karakteristik geokimia batuan sampingnya secara spasial dengan peningkatan Fe dan Mn di AAT. Selain itu, terdapat indikasi peningkatan REE di air asam tambang. Studi ini merupakan studi awal dalam penelitian REE di AAT yaitu karakterisasi REE di AAT dan batuan samping. Sampel yang digunakan dalam studi ini adalah 11 (sebelas) sampel air tambang dan 24 (duapuluh) empat sampel batuan samping. Pengujian karakteristik geokimia dilakukan ada kedua jenis sampel. Sampel air dan sampel batuan samping pada menunjukan variabilitas pasda karakteristik geokimia namun pada umumnya menunjukan pola pengayaan MREE dan elemen yang terkayakan di adalah La, Ce, Pr, Nd, Sm, Gd, dan Dy. Secara umum pengayaan REE di air asam tambang dipengaruhi oleh sumber (source) REE dan karakterisasi geokimia pembentukan AAT batuan penutup sebagai sumber keasaman yang dapat melindikan REE dari sumbernya/batuan penutup dan kondisi elektrokimia air.