AAT adalah masalah utama lingkungan dari kegiatan pertambangan di seluruh
dunia selama masa eksplorasi, operasi dan pascatambang. AAT hasil oksidasi
mineral sulfida pada kondisi berair menghasilkan keasaman, sulfat dan besi. AAT
dapat melindi batuan samping sehingga terjadi peningkatan logam berat terlarut
,termasuk REE. REE juga digunakan secara luas dalam studi geokimia untuk
menentukan reaksi antara batuan, airtanah dan air permukaan sehingga dapat
digunakan sebagai indikator dalam mempelajari potensi pencemaran AAT. Selain
itu, pengayaan REE di AAT dapat menjadi sumberdaya REE walaupun dalam
beberapa penelitian masih marjinal. AAT di PT Bukit Asam memiliki karakteristik
yang unik, begitu pula karakteristik geokimia batuan sampingnya secara spasial
dengan peningkatan Fe dan Mn di AAT. Selain itu, terdapat indikasi peningkatan
REE di air asam tambang. Studi ini merupakan studi awal dalam penelitian REE di
AAT yaitu karakterisasi REE di AAT dan batuan samping.
Sampel yang digunakan dalam studi ini adalah 11 (sebelas) sampel air tambang dan
24 (duapuluh) empat sampel batuan samping. Pengujian karakteristik geokimia
dilakukan ada kedua jenis sampel. Sampel air dan sampel batuan samping pada
menunjukan variabilitas pasda karakteristik geokimia namun pada umumnya
menunjukan pola pengayaan MREE dan elemen yang terkayakan di adalah La, Ce,
Pr, Nd, Sm, Gd, dan Dy.
Secara umum pengayaan REE di air asam tambang dipengaruhi oleh sumber
(source) REE dan karakterisasi geokimia pembentukan AAT batuan penutup
sebagai sumber keasaman yang dapat melindikan REE dari sumbernya/batuan
penutup dan kondisi elektrokimia air.
Perpustakaan Digital ITB