Indonesia memilki kebutuhan energi listrik untuk pendinginan ruangan yang tinggi karena beriklim tropis. Sejumlah 24,7% dari konsumsi listrik total digunakan untuk pendinginan. Alternatif cara yang telah dilakukan untuk mengurangi konsumsi listrik adalah dengan metode pendinginan udara dengan medium tanah. Metode pendinginan udara dengan medium tanah sudah banyak digunakan di negara subtropis dan dingin, namun belum ada studi pengaplikasiannya untuk daerah tropis. Pada tugas sarjana ini dibahas tentang dampak penggunaan metode pendinginan dengan medium tanah di Kota Bandung.
Studi pengaplikasian pendinginan medium tanah menggunakan alat penukar panas tanah ke udara (PPTU) dilakukan di Kota Bandung dengan menggunakan perhitungan analitik untuk mencari kinerja PPTU yaitu penurunan temperatur, Coefficient of Performance (COP) dan beban pendinginan serta simulasi CFD untuk melihat efek pendinginan terhadap ruangan. Hasil diperoleh pada PPTU dapat menurunkan temperatur udara dari 28–31? hingga 24?, namun selisih nilai temperatur tersebut semakin kecil seiring peningkatan laju aliran massa udara. Sementara nilai COP maksimal dan minimal yaitu 9 pada laju aliran massa 0,1 kg/s dan 2 pada laju aliran massa 0,3 kg/s. Selain itu dampak yang terjadi pada ruangan yang digunakan pendinginan dapat menurunkan temperatur hingga 4,5? pada penggunaan laju aliran massa 0,3 kg/s.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan PPTU di Kota Bandung memiliki potensi untuk penghematan listrik pada sektor pendinginan ruangan. Namun pengembangan perlu dilanjutkan untuk menemukan konfigurasi hingga mencapai penghematan maksimal.
Perpustakaan Digital ITB