Konstruksi Basement pada umumnya digunakan sebagai lahan parkir atau hunian untuk beberapa bangunan gedung tinggi. Sebagai ruang yang berada di dalam tanah pelaksanaan konstruksi harus dipertimbangkan secara tepat. Konstruksi basement dilakukan dengan metoda top-down atau bottom up. Kedua jenis metode ini didasarkan pada pertimbangan kondisi wilayah konstruksi dan karakteristik tanah tempat konstruksi. Kedua metode
tersebut berfokus kepada pengaruh gangguan tanah terhadap lingkungan sekitar, kenyamanan proses kontruksi dan biaya yang akan dikeluarkan dalam proyek. Konstruksi
Basemen meliputi desain dinding penahan tanah untuk menahan gangguan akibat galian. Pada tugas akhir ini, studi kasus yang dilakukan adalah galian dengan luasan 50 x 70 m dan galian di dalamnya seluas 35 x 10 m dengan kedalaman total 11 m, 6.5 m untuk galian 50 x 70 m dan 3,5 m untuk galian 35 x 10 m. konidisi lapangan merupakan dominan clay dengan susunan lempung dan lempung kelanauan. Dinding penahan tanah yang digunakan
ada dua macam yaitu secant bored pile wall untuk galian 6.5 m dan concrete Soldier Pile wall untuk galian 3.5 m. Perkuatan yang dipakai adalah jenis perkuatan strut.
Struktut dinding penahan tanah yang dipakai adalah secant pile dengan diameter tiang 880 mm dan spasi 1200 mm, dipasang sampai kedalaman 21 m. Sedangkan soldier pile yang digunakan adalah tiang dengan panjang sisi 400 mm yang dipasang sedalam 13 m dan diberi spasi 600 mm. Kedua sistem dinding penahan tanah dipasang strut dengan profil baja 350 x 350 mm dengan jarak 6 m, panjang 12 m untuk soldier pile wall dan 14 m untuk secant pile wall. Pemodelan fiex end anchor dipilih untuk strut dengan pemodelan tanah mohr coulomb dan hardening soil masing masing untuk kedua galian. Tahapan konstruksi akan terdiri dari 4 tahapan galian dan dua tahapan berupa pembebanan dan pemasangan strut untuk masing masing galian. Metode pelaksanaan yang dipakai adalah braced excavation. Analisis galian yang dilakukan meliputi analisis angka keamanan, deformasi dinding penahan tanah, deformasi pada sisi galian dan dasar galian, analisis gaya strut, gaya dinding, analisis dewatering, dan Basal heave. Pemodelan menggunakan PLAXIS 2D
dengan metode A yaitu undrained soil behavior dengan parameter efektif. Hasil studi ini menunjukkan bahwa angka kemanan dan deformasi galian telah memenuhi syarat untuk SF>1.5 dan deformasi
Perpustakaan Digital ITB