KHAIRUNNISA NASYWA MUFIDAH
EMBARGO  2028-08-04 
EMBARGO  2028-08-04 
KHAIRUNNISA NASYWA MUFIDAH
EMBARGO  2028-08-04 
EMBARGO  2028-08-04 
KHAIRUNNISA NASYWA MUFIDAH
EMBARGO  2028-08-04 
EMBARGO  2028-08-04 
KHAIRUNNISA NASYWA MUFIDAH
EMBARGO  2028-08-04 
EMBARGO  2028-08-04 
KHAIRUNNISA NASYWA MUFIDAH
EMBARGO  2028-08-04 
EMBARGO  2028-08-04 
KHAIRUNNISA NASYWA MUFIDAH
EMBARGO  2028-08-04 
EMBARGO  2028-08-04 
Air memiliki peranan penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup. Limbah cair industri yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya pencemaran air. Salah satu limbah industri yang menjadi penyebab dalam pencemaran air adalah limbah zat warna yang dihasilkan dari proses pencelupan di industri tekstil, seperti metilen biru. Metilen biru merupakan senyawa yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan bersifat karsinogenik. Banyak upaya telah dilakukan untuk mengelola metilen biru dari limbah cair, seperti adsorpsi dan fotodegradasi. Selulosa bakteri (BC) merupakan polimer hidrogel dengan sifat mekanik yang kuat dan dapat berinteraksi dengan metilen biru sebagai adsorben. BC dapat dikombinasikan dengan senyawa fotokatalis untuk meningkatkan efektivitas degradasi. Salah satu fotokatalis hijau yang dapat mendegradasi metilen biru adalah rhamnolipid. Rhamnolipid merupakan biosurfaktan glikolipid yang umum diproduksi secara ramah lingkungan oleh bakteri dan telah dilaporkan dapat mengkatalisis degradasi metilen biru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi nanofluida BC-Rhamnolipid adsorben sekaligus fotokatalis hijau degradasi metilen biru dalam air. Pada penelitian ini BC telah berhasil diproduksi oleh bakteri Bacillus safensis sebanyak 4,46 g/L selama 10 hari pada suhu 30 °C yang dimurnikan menggunakan NaOH. Spektrum FTIR menunjukkan adanya kemiripan pola serapan dengan selulosa standar. Pola difraksi dari selulosa bakteri yang dihasilkan menunjukkan puncak- puncak yang mengikuti selulosa I dan II namun dengan intensitas yang tajam pada selulosa II sehingga disimpulkan selulosa yang dihasilkan didominasi oleh selulosa II. Hasil uji adsorpsi memperlihatkan %adsorpsi metilen biru terhadap BC tanpa dan dengan penambahan RL secara berturut-turut sebesar 75,90 dan 56,52% yang mengikuti model kinetika adsorpsi orde dua semu. BC kemudian dikombinasikan dengan RL melalui dua cara, yaitu sintesis komposit dan nanofluida. Karakterisasi dari sintesis komposit BC-RL menunjukkan adanya serapan yang tajam pada vibrasi C-O untuk ester pada bilangan gelombang 1020 cm-1 yang mengindikasi terbentuknya ikatan kovalen dari BC dan RL. Dilakukan uji fotodegradasi terhadap komposit dari BC-RL menunjukkan adanya efektivitas fotodegradasi metilen biru sebesar 31% dan pada nanofluida BC-RL dengan melakukan variasi terhadap konsentrasi BC dan didapatkan nilai optimum fotodegradasi sebesar 92,65% pada konsentrasi 2000 ppm. Hasil aktivitas fotodegradasi dari nanofluida BC-RL ini memiliki nilai yang sedikit lebih baik dibandingkan nanofluida selulosa standar-RL, yaitu 91,49%. Sehingga, disimpulkan bahwa nanofluida BC-RL memiliki potensi menjadi fotokatalis degradasi metilen biru yang ramah lingkungan dengan energi yang rendah.
Perpustakaan Digital ITB