Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia dan
memberikan dampak di sektor kehidupan. Palu, Sulawesi Tengah merupakan salah
satu kota dengan frekuensi kejadian banjir terbesar (BNPB, 2020). Salah satu banjir
terbesar di Kota Palu terjadi pada 6 September 2022 yang berdampak pada 1.338
KK. Oleh karena itu, Flood Early Warning System (FEWS) diperlukan untuk
mengurangi risiko yang dihasilkan. FEWS berbasis Machine Learning (ML)
digunakan untuk meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam sistem peringatan dini
banjir. Model Machine Learning ini memerlukan data pelatihan yang representatif
agar dapat menghasilkan prediksi akurat. Pekerjaan ini bertujuan untuk
menyediakan data pembelajaran bagi model Machine Learning menggunakan
model hidrologi HEC-HMS yang dapat merepresentasikan kondisi sebenarnya.
Pada pekerjaan ini, data yang digunakan adalah data topografi, tutupan lahan, jenis
tanah, dan jaringan sungai untuk membangun model hidrologi dan dalam
menghitung nilai parameterisasi. Kemudian data debit, digunakan untuk proses
kalibrasi dan validasi. Selain itu, data curah hujan observasi dan satelit (GSMaP)
sebagai inputan data hujan dalam model. Data satelit digunakan untuk simulasi
yang lebih panjang sebagai data pembelajaran, karena cenderung lebih konsisten.
Hasil simulasi hidrologi jangka panjang pada periode 1 validasi (1 Maret – 31
Oktober 2022) diperoleh nilai NSE = 0,569, RMSE = 35,91, dan PBIAS = -4,84%.
dengan kateogri “Cukup Memuaskan”. Pada periode validasi 2 (1 Maret – 31 Mei
2023) mendapatkan nilai NSE = 0,225, RMSE = 35,44, dan PBIAS = 3,82%. Hasil
validasi tersebut dipengaruhi oleh ketidakakuratan atau keterbatasan dalam
representasi data curah hujan yang digunakan dalam simulasi . Kemudian, simulasi
hidrologi menggunakan data curah hujan GSMaP selama 26 tahun dan data sintetik
3 tahun dilakukan setelah validasi tersebut, sebagai data pelatihan untuk model
Machine Learning dengan periode waktu yang lebih panjang.
Perpustakaan Digital ITB