Gas metana (CH?) merupakan gas yang berpotensi menimbulkan bahaya ledakan di
tambang bawah tanah. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh variasi
intensitas rekahan batubara terhadap sifat fisik, permeabilitas, koefisien difusi, dan
pola aliran metana pada skala laboratorium, serta memodelkan proses difusi
menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD) di ANSYS Fluent. Empat
sampel batubara bituminous dari Kalimantan Timur direkah menggunakan uji
Unconfined Compressive Strength (UCS) untuk menghasilkan variasi tingkat
kerusakan. Karakterisasi sifat fisik dilakukan melalui pengukuran porositas dan
kecepatan gelombang ultrasonik (Vp). Konsentrasi metana diukur secara real-time
menggunakan Automatic and Continuous Monitoring System – CH? (ACMS-CH?)
untuk memperoleh nilai koefisien difusi dan permeabilitas. Hasil menunjukkan
bahwa peningkatan intensitas rekahan menurunkan nilai Vp dan meningkatkan
permeabilitas serta koefisien difusi. Sampel BB-4 memiliki intensitas rekahan
tertinggi (?UV = 0,0002723 s), konduktivitas hidraulik tertinggi (1,653 × 10?? m/s),
dan koefisien difusi tertinggi (8,000 × 10?¹? m²/s), sedangkan BB-2 memiliki nilai
terendah. Simulasi CFD memperlihatkan bahwa media dengan rekahan besar
memungkinkan penyebaran metana lebih cepat dan luas. Pengujian ini
menunjukkan bahwa integrasi pengujian laboratorium dan simulasi numerik dapat
memberikan pemahaman komprehensif terhadap mekanisme migrasi metana,
sehingga bermanfaat untuk perencanaan mitigasi risiko di tambang batubara bawah
tanah.
Perpustakaan Digital ITB