ABSTRAK Declan Gabriel Parningotan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Declan Gabriel Parningotan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Declan Gabriel Parningotan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Declan Gabriel Parningotan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Declan Gabriel Parningotan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Declan Gabriel Parningotan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Declan Gabriel Parningotan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Declan Gabriel Parningotan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Declan Gabriel Parningotan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Penelitian ini mengkaji keberlanjutan sistem ketahanan pangan masyarakat adat di
Kampung Adat Cireundeu, Kota Cimahi, yang sejak 1918 secara konsisten
menjadikan singkong sebagai pangan pokok. Di tengah tekanan modernisasi,
seperti perubahan pola konsumsi, ekspansi pasar, dan masuknya teknologi baru,
masyarakat tetap mempertahankan sistem pangan lokal yang berbasis nilai-nilai
adat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor pendukung
keberlanjutan sistem tersebut dan respons adaptasi yang dilakukan masyarakat.
Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara
mendalam, observasi, dan studi dokumenter. Analisis dilakukan melalui deductive
coding berdasarkan kerangka ketahanan pangan dan adaptasi komunitas lokal.
Informan terdiri dari tokoh adat, petani, pelaku UMKM, dan aktor pendukung
lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberlanjutan sistem pangan
didukung oleh ketahanan ekologi, sosial, dan ekonomi. Secara ekologis, praktik
tumpangsari, rotasi lahan, pupuk organik, dan pelestarian benih lokal terus
dijalankan. Ketahanan sosial diperkuat oleh nilai adat, pembagian peran dalam
pertanian, dan identitas konsumsi singkong. Sementara secara ekonomi,
masyarakat mengembangkan usaha berbasis singkong dan wisata edukatif. Dalam
merespons perubahan, masyarakat menjalankan adaptasi selektif. Nilai-nilai
budaya diwariskan kepada generasi muda, diversifikasi ekonomi dengan
pengembangan UMKM, citra budaya dikembangkan melalui media dan wisata
budaya, dan teknologi digunakan secara kolektif. Penelitian ini menunjukkan
bahwa sistem pangan adat tetap relevan dan dapat dijadikan benchmark bagi
komunitas adat lainnya dalam melestarikan budaya berbasis lokal di tengah
modernisasi dan membuka ruang bagi kebijakan yang lebih adaptif terhadap
realitas budaya masyarakat adat.
Perpustakaan Digital ITB