BAB 1 Patricia Wizar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Patricia Wizar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Patricia Wizar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Patricia Wizar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Patricia Wizar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Patricia Wizar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Ferotitanium (FeTi) adalah paduan logam yang mengandung 15-75% titanium
dengan sifat kerapatan rendah, kekuatan tinggi, dan ketahanan korosi yang baik
sehingga membuatnya memiliki peran penting dalam industri baja, dirgantara, dan
kimia. Produksi ferotitanium saat ini dilakukan melalui metode aluminotermik,
karbotermik, molten salt electrolysis, dan re-melting. Namun, proses ini, terutama
karbotermik dengan batu bara atau kokas, menghasilkan emisi gas CO2 yang
signifikan. Seiring meningkatnya perhatian terhadap perubahan iklim, metode
Hydrogen Plasma Smelting Reduction yang menggunakan plasma hidrogen sebagai
reduktor dimanfaatkan sebagai metode alternatif untuk mengurangi emisi gas dan
mempercepat produksi ferotitanium.
Bahan baku berupa konsentrat ilmenit dilakukan karaktersiasi dengan analisis Xray
fluorescence (XRF) dan X-ray diffraction (XRD). Hasil karakterisasi tersebut
digunakan untuk perhitungan termodinamika menggunakan perangkat lunak
FactSage 8.3. Percobaan reduksi dimulai dengan variasi proporsi serbuk aluminium
dalam briket (20-40%brt) dengan durasi reduksi yang sama tiap proporsi yaitu 5
menit. Setelah menemukan proporsi serbuk aluminium dalam briket yang optimal,
percobaan dilanjutkan dengan variasi durasi reduksi (0,5-10 menit). Hasil reduksi
briket dengan penambahan serbuk aluminium yang direduksi selama 10 menit
dibandingkan dengan hasil reduksi briket tanpa serbuk aluminium pada durasi
reduksi yang sama. Seluruh variasi dilakukan menggunakan campuran gas hidrogen
dan argon dengan rasio H2:Ar yaitu 4:1 serta total laju alir gas 5 L/menit.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa proporsi serbuk aluminium optimal dalam
briket adalah 30%brt, dengan kandungan Fe, Ti, dan Al pada logam berturut-turut
sebesar 58,04%, 36,29%, dan 1,9% untuk 5 menit reduksi. Peningkatan proporsi
serbuk aluminium meningkatkan kandungan Ti dan Al pada logam, menurunkan
kandungan TiO?, serta meningkatkan Al?O? pada terak. Estimasi perolehan Ti dan
Fe tertinggi pada logam untuk variasi proporsi serbuk aluminium dalam briket
mencapai 70,90% dan 99,74%. Ferotitanium dapat diperoleh dalam 1 menit reduksi
dengan komposisi kimia pada logam yaitu 56,22% Fe, 36,15% Ti, dan 4,03% Al,
serta estimasi perolehan Ti sebesar 96,28. Estimasi perolehan Fe tertinggi untuk
variasi durasi reduksi yaitu 99,86% pada 10 menit reduksi. Peningkatan durasi
reduksi meningkatkan perolehan dan kandungan Ti pada logam, namun menurun
setelah 4 menit reduksi.
Perpustakaan Digital ITB