Terumbu karang di perairan Raja Ampat termasuk Pulau Arborek dalam 5 tahun
terakhir terus mengalami degradasi akibat aktifitas wisata dan pemanasan global.
Kegiatan restorasi terumbu karang merupakan salah satu tindakan yang bisa
dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut; namun dalam praktiknya
kegiatan ini cenderung memakan waktu dan biaya yang besar. Maka dari itu,
diperlukan suatu metode pendekatan yang lebih efisien dari segi biaya dan waktu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model spasial prediktif probabilitas
untuk menentukan lokasi optimal restorasi terumbu karang di Pulau Arborek, Raja
Ampat, menggunakan metode machine learning ensemble dengan algoritma
randomForest. Data prediktor yang digunakan mencakup citra satelit Sentinel-2
(Band 1, 2, 3, dan 4), batimetri, serta turunannya yang dihitung untuk memperoleh
parameter seperti kedalaman, kemiringan, dan kompleksitas substrat. Evaluasi
model menunjukkan nilai diskriminasi yang cukup baik dengan AUC sebesar 0,75;
Sensitivity 0,5; dan Specificity 0,91. Untuk evaluasi kalibrasi, model ini
menghasilkan nilai Accuracy 0,85; Balanced Accuracy 0,70; Cohen’s Kappa 0,41;
MCC 0,41; F1-Score 0,85; Precision 0,85; dan Recall 0,85. Fitur input yang paling
berpengaruh terhadap prediksi model adalah parameter Standar Deviasi pada radius
100 m, Depth, serta Standar Deviasi pada 50 m dan 30 m. Model kedua
dikembangkan dengan tambahan prediktor dinamis suhu musiman (DJF, MAM,
JJA, SON), dan menunjukkan bahwa suhu tetap menjadi faktor penting. Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa model ensemble machine learning efektif untuk
memetakan lokasi restorasi terumbu karang dan mendukung efisiensi perencanaan
berbasis kondisi lingkungan yang kompleks.
Perpustakaan Digital ITB