digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aqila Syahira Riadi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Aqila Syahira Riadi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Aqila Syahira Riadi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Aqila Syahira Riadi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Aqila Syahira Riadi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Aqila Syahira Riadi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Aqila Syahira Riadi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Aqila Syahira Riadi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Ruang terbuka publik memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan. Keberadaan ruang publik dapat menjadi wadah interaksi sosial, aktivitas komunitas, serta sarana rekreasi bagi masyarakat. Kawasan di bawah Jembatan Pasupati di Kota Bandung merupakan ruang kota dengan lokasi yang strategis dan potensi pemanfaatan tinggi, namun belum dioptimalkan sebagai ruang terbuka publik yang berkualitas. Meskipun telah dilakukan berbagai inisiatif penataan sejak tahun 2013, kawasan ini masih menghadapi berbagai persoalan, seperti keterputusan konektivitas antar segmen, pemanfaatan ruang yang tidak teratur, serta minimnya fasilitas pendukung yang terintegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang kawasan tersebut dengan pendekatan placemaking untuk menciptakan ruang terbuka publik yang memiliki makna dan identitas kuat serta dicintai oleh penggunanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian memiliki sasaran mengidentifikasi prinsip perancangan normatif placemaking, mengidentifikasi potensi dan permasalahan kawasan, serta merancang ulang kawasan studi sebagai ruang terbuka publik dengan pendekatan placemaking. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sifat deskriptif dan pendekatan normatif, dengan metode pengumpulan data melalui observasi lapangan dan studi literatur. Temuan utama menunjukkan bahwa kawasan memiliki potensi berupa keberadaan fasilitas yang beragam, lokasi yang strategis dan mudah diakses, serta kondisi alami yang teduh. Namun, terdapat pula permasalahan seperti dominasi elemen non-hijau, jalur pedestrian yang tidak konsisten, fasilitas umum yang tidak terpelihara, serta aktivitas informal yang tidak tertata. Berdasarkan temuan tersebut, dirumuskan konsep perancangan yang mengembangkan zonasi fungsional, meningkatkan konektivitas, menyediakan ruang sosial, merelokasi fasilitas yang mengganggu kenyamanan, serta menerapkan desain visual yang ramah. Hasil rancangan diharapkan dapat mewujudkan ruang terbuka publik yang bersahabat, aktif, dan berkesinambungan.