COVER Muhammad Rafly Putra Revaldo
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Muhammad Rafly Putra Revaldo
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Rafly Putra Revaldo
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Rafly Putra Revaldo
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Rafly Putra Revaldo
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Rafly Putra Revaldo
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Muhammad Rafly Putra Revaldo
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Rafly Putra Revaldo
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Muhammad Rafly Putra Revaldo
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Industri semen di Indonesia menghadapi tantangan signifikan akibat persaingan ketat dan
kondisi oversupply. Hal ini mendorong perusahaan semen seperti PT Semen Padang untuk
melakukan diversifikasi bisnis. PT Semen Padang membentuk unit Bisnis Inkubasi Non
Semen (BINS) sebagai wadah untuk mengembangkan inovasi di luar bisnis inti. Namun
dalam pelaksanaannya, unit BINS menghadapi kendala operasional karena belum memiliki
proses bisnis yang terstruktur untuk menjalankan fungsi inkubasi secara sistematis.
Akibatnya, aktivitas pembinaan tenant berjalan secara informal dan tidak terintegrasi.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang proses bisnis fungsi inkubasi yang sistematis
dengan menggunakan metodologi Business Process Management (BPM). Perancangan
proses bisnis dilakukan melalui pendekatan benchmarking terhadap kerangka kerja inkubasi
dari literatur akademik milik Sohail, dkk. (2023) dengan pemetaan proses menggunakan
format Process Classification Framework milik America Productivity & Quality Center
(APQC) dan matriks RASCI untuk memperjelas peran dan tanggung jawab pada setiap
proses yang dipetakan. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesenjangan (gap) yang cukup
signifikan antara aktivitas eksisting yang masih bersifat operasional dengan lima intervensi
inkubasi kunci dari benchmark, yaitu Network Resources, Access to Finance, Monitoring
Services, Infrastructure Support¸dan Legal Services. Berdasarkan analisis kesenjangan
tersebut, penelitian ini menghasilkan sebuah rancangan proses bisnis usulan yang terstruktur
ke dalam tiga tahapan inkubasi (pra-inkubasi, inkubasi, dan pasca-inkubasi) yang diperakan
secara hierarkis hingga level aktivitas dan dilengkapi dengan kejelasan peran melalui matriks
RASCI. Rancangan proses bisnis ini memberikan panduan operasional yang baku bagi unit
bINS untuk menjalankan fungsi inkubasinya menjadi lebih efektif, terukur, dan selaras
dengan tujuan strategis perusahaan dalam mengembangkan bisnis non semen.
Perpustakaan Digital ITB