BAB I Lucky Akbar Raditya Wardhana [27123041]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II Lucky Akbar Raditya Wardhana [27123041]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III Lucky Akbar Raditya Wardhana [27123041]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV Lucky Akbar Raditya Wardhana [27123041]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V Lucky Akbar Raditya Wardhana [27123041]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB VI Lucky Akbar Raditya Wardhana [27123041]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Praktik duduk rendah dalam keseharian masyarakat Jawa, khususnya di
Kabupaten Bantul, Yogyakarta, merupakan warisan tradisi yang terlihat,
terasa, dan tercipta melalui postur tubuh, sebagai cerminan nilai-nilai sosial
yang terbentuk dan terjaga dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Melalui
observasi partisipatif dan wawancara semi-terstruktur, ditemukan beragam
praktik postur—mulai dari ndhodhok, jegang, silå, timpuh, hingga slonjor—
yang masing-masing merepresentasikan kebiasaan tubuh, konteks sosial,
serta relasi kuasa dalam ruang lingkup aktivitas domestik, komunal hingga
publik yang didukung oleh artefak seperti dingklik, lincak, dan klåså sebagai
fasilitas praktik duduk rendah.
Studi ini juga memfasilitasi perancangan medium pengarsipan nilai-nilai
sosio-kultural berbasis partisipasi masyarakat, sebagai bentuk diseminasi
publik melalui diskursus praktik duduk rendah, baik dalam bentuk digital
melalui media sosial Instagram maupun melalui eksperimen perancangan
furnitur. Hasil sintesis dan refleksi temuan diterapkan dalam konsep
perancangan furnitur yang mengakomodasi nilai-nilai yang terkandung dalam
keseharian masyarakat, dengan mengintegrasikan sintesis triadik yang
menghubungkan perilaku (postur tubuh sosial), prasarana (ruang dan artefak
fisik), dan pakem (kaidah nilai dan norma kultural) sebagai karakteristik
desain.
Furnitur dirancang untuk mengakomodasi beragam temuan postur duduk
rendah, dengan mengadopsi fungsi dan fitur fasilitas duduk yang digunakan
dalam keseharian masyarakat. Proses desain dilakukan melalui pendekatan
penelitian tindakan, dimulai dengan desain pra-riset, diikuti dengan
pembuatan prototipe pertama dan kedua, serta evaluasi berkelanjutan yang
melibatkan umpan balik dari pengguna. Proses transisi antar prototipe ini
mempertimbangkan data antropometrik mengenai postur duduk rendah yang
didefinisikan dalam penelitian ini, untuk menghasilkan desain yang paling
sesuai dengan kebutuhan dan konteks budaya masyarakat lokal.
Perpustakaan Digital ITB