2025 SK PP Adrian Hesamarangga Praptono [19021028] - Abstract
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa 2025 SK PP Adrian Hesamarangga Praptono [19021028] - List of Contents
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa 2025 SK PP Adrian Hesamarangga Praptono [19021028] - Chapter 1
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa 2025 SK PP Adrian Hesamarangga Praptono [19021028] - Chapter 2
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa 2025 SK PP Adrian Hesamarangga Praptono [19021028] - Chapter 3
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa 2025 SK PP Adrian Hesamarangga Praptono [19021028] - Chapter 4
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa 2025 SK PP Adrian Hesamarangga Praptono [19021028] - Chapter 5
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa 2025 SK PP Adrian Hesamarangga Praptono [19021028] - References
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa
Kompensasi eksekutif tetap menjadi topik yang relevan dalam dunia modern yang dipenuhi oleh eksekutif berpengaruh dan sangat terlihat. Seiring dengan meningkatnya keterlibatan perusahaan dalam globalisasi dan ekspansi internasional, perusahaan berupaya meminimalkan biaya keagenan yang muncul akibat kompleksitas operasional dengan memberikan kompensasi berbasis ekuitas kepada eksekutif mereka. Meskipun kompensasi berbasis ekuitas sebelumnya digunakan sebagai metode untuk mengurangi biaya keagenan yang dihadapi perusahaan, saat ini, proporsi kompensasi berbasis ekuitas telah menjadi bagian terbesar dari total paket kompensasi eksekutif. Hal ini disebabkan oleh keyakinan bahwa insentif berbasis ekuitas dapat menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham, sekaligus mendorong pengambilan keputusan jangka panjang yang menguntungkan perusahaan secara keseluruhan. Makalah ini menggunakan perspektif teori keagenan untuk mengeksplorasi hubungan antara tingkat internasionalisasi perusahaan dan proporsi kompensasi berbasis ekuitas yang diterima oleh CEO. Internasionalisasi meningkatkan kompleksitas operasional dan risiko keagenan, yang secara teori seharusnya mendorong peningkatan kompensasi berbasis ekuitas. Selain itu, juga dibahas peran moderasi kekuatan CEO dan tingkat independensi dewan, mengingat CEO cenderung berupaya meminimalkan risiko dalam skema kompensasi mereka, sementara dewan direksi harus menghadapi dinamika kekuasaan yang timbul akibat posisi strategis CEO dalam pengambilan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat internasionalisasi perusahaan dengan proporsi kompensasi berbasis ekuitas dalam remunerasi CEO. Selain itu, kekuatan CEO dan tingkat independensi dewan juga tidak memiliki efek moderasi yang signifikan. Temuan ini menekankan bahwa teori keagenan mungkin tidak cukup untuk menjelaskan kontrak remunerasi CEO dari perusahaan-perusahaan terbesar pada tahun 2022 dan 2023, terutama dalam konteks perusahaan bernilai tinggi dan manfaat pajak yang diperoleh dari menerima kompensasi dalam bentuk ekuitas dibandingkan tunai. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan pengaruh teori lain, seperti teori institusional atau teori keunggulan kompetitif, dalam menjelaskan faktor-faktor yang menentukan struktur kompensasi eksekutif.
Perpustakaan Digital ITB