digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Amadeus Cleaver Chandra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Rayap tanah merupakan salah satu hama permukiman yang menimbulkan kerugian ekonomis besar, baik pada skala lokal maupun global. Banyak penelitian laboratorium diperlukan untuk memahami dan mengendalikan rayap tanah. Namun, permasalahan utama dalam penelitian laboratorium adalah keterbatasan rayap tanah hidup yang dibutuhkan. Sejauh ini, sistem pengoleksian rayap tanah dari lapangan sering kali tidak efisien dan destruktif. Lebih lanjut, belum tersedia metode pengoleksian rayap tanah dari lapangan yang efisien dan praktis untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji sistem pengoleksian rayap tanah menggunakan teknik pengumpanan dengan memanfaatkan kayu perangkap yang ditempatkan di Hutan Penelitian Cikampek. Sistem ini dikembangkan berdasarkan konsep awal yang diperoleh dari Li (National Chung Hsing University, 2024), yaitu menggunakan teknik pengumpanan. Sebanyak 48 kayu umpan (24 akasia dan 24 jabon) dibuat dengan ukuran 3 cm x 3 cm x 35 cm sedangkan kayu perangkap berukuran 15 cm x 10 cm x 1 cm yang disusun sebanyak empat tingkat. Kayu umpan dipasang pada plot dengan jarak antarbaris 1 m dan antarkolom 2 m. Kayu perangkap kemudian dipasang di atas kayu umpan setelah kayu umpan menunjukkan tanda serangan rayap tanah. Hasil menunjukkan bahwa sistem pengoleksian rayap tanah menggunakan teknik pengumpanan kayu dengan kayu perangkap berhasil dikembangkan. Secara keseluruhan, sistem ini berhasil mengumpulkan rayap tanah hidup dalam jumlah besar di Hutan Penelitian Cikampek, dengan total sebanyak 9.504 individu (32,05 gram), yang terdiri dari tiga spesies berbeda, antara lain Coptotermes sp., Microtermes sp., dan Nasutitermes sp. Hasil ini merupakan laporan pertama mengenai keberhasilan sistem pengoleksian rayap tanah berbasis teknik pengumpanan kayu menggunakan kayu perangkap yang efisien, non-destruktif, dan mampu mengumpulkan tiga spesies berbeda di lapangan. Sistem ini menawarkan pendekatan praktis yang dapat digunakan secara luas dalam penelitian ekologi maupun uji laboratorium yang membutuhkan rayap tanah hidup, sekaligus mengatasi keterbatasan metode konvensional yang cenderung desktrutif.