digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak -Hizkia Stefanus Julyanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Hizkia Stefanus Julyanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Hizkia Stefanus Julyanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Hizkia Stefanus Julyanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Hizkia Stefanus Julyanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Hizkia Stefanus Julyanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Hizkia Stefanus Julyanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA Hizkia Stefanus Julyanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Hizkia Stefanus Julyanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Permintaan terhadap material komposit berbasis serat alam terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran lingkungan dan kebutuhan akan material yang ringan serta memiliki sifat mekanik yang baik. Serat tanaman sebagai bahan baku utama memerlukan proses pemintalan untuk menghasilkan benang yang dapat digunakan sebagai penguat pada komposit. Namun, benang hasil pintalan umumnya memiliki kekuatan mekanik yang rendah akibat kurang optimalnya interlocking antara benang dan matriks. Salah satu pendekatan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menerapkan perlakuan kimia pada serat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sifat mekanik benang rami melalui dua tahapan perlakuan kimia, yaitu: perlakuan alkali peroksida (AP) dengan variasi waktu 0, 2, 4, dan 6 jam, yang dilanjutkan dengan pelarutan sebagian (partial dissolution/PD) menggunakan larutan NaOH/Urea (7 wt%/12 wt%) pada temperatur ?10 °C dengan variasi waktu pelarutan 0, 8, 16, 24, dan 32 menit. Evaluasi dilakukan terhadap morfologi permukaan serta sifat mekanik benang, khususnya kekuatan tarik dan regangan putus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan AP dan PD secara signifikan meningkatkan kekasaran permukaan serat, kekuatan tarik, dan regangan putus benang. Perlakuan optimum diperoleh pada kondisi AP selama 6 jam dan PD selama 16 menit, menghasilkan peningkatan kekuatan tarik sebesar 108,36% dan regangan putus sebesar 144,24% dibandingkan benang tanpa perlakuan.