Abstrak - Muhammad Rif'at Ramadhani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Muhammad Rif'at Ramadhani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Rif'at Ramadhani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Rif'at Ramadhani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Rif'at Ramadhani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Rif'at Ramadhani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Muhammad Rif'at Ramadhani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA Muhammad Rif'at Ramadhani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Muhammad Rif'at Ramadhani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Minat terhadap material komposit berpenguat serat alam terus meningkat akibat tingginya permintaan akan material yang tidak hanya kuat dan ringan, namun juga ramah lingkungan. Akan tetapi, keterbatasan dari panjang serat alam (serat selulosa) dapat menyebabkan turunnya sifat mekanik dari komposit. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pada penelitian ini dilakukan studi terkait pembuatan serat selulosa kontinu dengan proses pelarutan sebagian menggunakan larutan NaOH/Urea (7 wt%/12 wt%) pada benang selulosa bambu beserta pengaruhnya terhadap sifat mekanik serat selulosa bambu yang dihasilkan. Selain itu, akan dikaji pula pengaruh penambahan 10% crosslinking agent epichlorohydrin (ECH) terhadap sifat mekanik serat selulosa bambu yang dihasilkan. Metodologi pada penelitian ini dilakukan dengan proses pelarutan sebagian yang kemudian dilakukan proses crosslink dan diakhiri dengan proses regenerasi selulosa. Untuk proses pelarutan sebagian dilakukan variasi parameter waktu pelarutan 0; 30; 60; 90; dan 120 detik lalu dilanjutkan dengan crosslinking selama 30 menit. Kemudian, serat selulosa yang dihasilkan akan dilakukan pengujian tarik dan karakterisasi dengan menggunakan FTIR dan SEM. Perlakuan pelarutan sebagian dan penambahan crosslinking agent dapat meningkatkan kekuatan tarik sebesar 189,37% dan modulus elastisitas sebesar 938,89%.