Keterlibatan senyawa korosif seperti CO2 terlarut dalam air pada proses transportasi
minyak mentah melalui sistem perpipaan dapat menyebabkan potensi degdradasi material
akibat adanya korosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh parameterparameter
yang merepresentasikan karakteristik minyak mentah dalam sistem perpipaan
terhadap laju korosi pada logam melalui metode kehilangan massa. Variasi yang
dilakukan meliputi nilai watercut, kandungan NaCl, dan rezim aliran fluida. Sampel yang
diuji dalam penelitian merupakan logam carbon steel dan stainless steel 304. Medium
yang digunakan berupa campuran minyak mentah (2 tipe minyak ; LL dan AA) dan brine
solution dengan kandungan NaCl yang divariasikan pada rentang 1%, 2%, dan 3%.
Variasi watercut dilakukan pada nilai 15%, 30%, 45%, 60%, dan 90%. Rezim aliran
fluida divariasikan menjadi rezim aliran transisi (Bilangan Reynolds=3000) dan turbulen
(Bilangan Reynolds=5000). Percobaan dilakukan pada temperatur 60? dalam tekanan 1
atm selama 24 jam. Analisis struktur mikroskopis logam dilakukan menggunakan
Scanning Electron Microscope (SEM) dan Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS).
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan watercut dari 15% ke 90% secara signifikan
meningkatkan laju korosi pada carbon steel, dengan kenaikan terbesar pada minyak AA
sebesar 1.107% (0,28 mm/tahun menjadi 3,38 mm/tahun), sementara stainless steel 304
menunjukkan kenaikan yang lebih rendah pada kedua minyak. Korosi lubang teramati
pada morfologi kedua logam dan penumpukkan produk korosi dengan bentuk khas
(cauliflower) teramati pada morfologi logam carbon steel. Peningkatan NaCl dari 1% ke
3% meningkatkan laju korosi, terutama pada carbon steel pada minyak AA yang
mengalami kenaikan 314% (0,394 mm/tahun menjadi 1,628 mm/tahun), dengan stainless
steel 304 lebih sensitif terhadap variasi NaCl dibandingkan faktor lainnya. Perubahan
rezim aliran dari transisi menjadi turbulen meningkatkan laju korosi pada carbon steel,
dengan kenaikan tertinggi pada minyak AA sebesar 56% (1,271 mm/tahun menjadi 1,988
mm/tahun), sementara dampak pada stainless steel 304 lebih rendah. Tingginya laju alir
fluida pada rezim turbulen menyebabkan terbentuknya pola tapal kuda pada produk
korosi logam carbon steel.
Perpustakaan Digital ITB