Hubungan antara paparan merkuri melalui konsumsi ikan dengan autisme saat ini
menjadi perhatian publik, dimana terdapat hipotesis bahwa paparan merkuri saat
prenatal memainkan peranan penting dalam etiologi autisme. Merkuri dapat
menimbulkan kerusakan dan kematian neuron di dalam otak dimana kondisi
tersebut hampir sama ditemukan pada diagnosa autisme. DHA dapat
meningkatkan fungsi otak dan ameliorasi gejala perilaku yang ditunjukkan oleh
anak dengan gangguan autisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
induksi metilmerkuri pada kondisi prenatal dapat membentuk model mencit
autisme serta pengaruh pemberian DHA prenatal terhadap perilaku model mencit
autisme. Pembentukan model mencit autisme dilakukan dengan menginduksi
mencit menggunakan dosis oral tunggal metilmerkuri 4 mg/Kg dan 8 mg/Kg,
diberikan pada pada hari ke-10 kehamilan (GD10) sementara pemberian DHA
dilakukan sebelum (pretreatment) dan setelah (posttreatment) induksi. Pengaruh
metilmerkuri dan DHA diamati pada anakan (F1) mencit melalui pengamatan
perilaku yang berkaitan dengan beberapa gangguan yang terjadi pada kondisi
autisme. Pengamatan perilaku yang dilakukan yaitu pengamatan aktifitas
lokomotor menggunakan Open Field, abnormalitas interaksi sosial menggunakan
Three Chamber Apparatus, perilaku berulang menggunakan Uji Murble Burying,
Grooming dan Digging; serta pengamatan intelegensia menggunakan Hebb-
William Maze. F1 mencit dari induk yang diinduksi metilmerkuri 8 mg/Kg; pada
uji aktivitas lokomotor jarak tempuh jantan signifikan lebih jauh dibandingkan
kontrol (p<0,05); sementara pada uji abnormalitas interaksi sosial, indeks
preferensi sosial jantan signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kontrol
(p<0,05); selanjutnya pada pengamatan perilaku berulang, jantan dan betina
mengubur kelereng signifikan lebih banyak dibandingkan dengan kontrol
(p<0,05) serta waktu akumulatif grooming dan digging yang signifikan lebih lama
dibandingkan kontrol (p<0,05); yang terakhir yaitu pada uji kecerdasan, latensi
jantan signifikan lebih lama dibandingkan dengan kontrol (p<0,05). Pada uji
aktifitas berulang, F1 jantan dan betina kelompok DHA pretreatment maupun
posttreatment mengubur jumlah kelereng yang lebih sedikit dibandingkan dengan
kelompok induksi namun hanya signifikan pada jantan (p<0,05), serta aktivitas
digging yang lebih singkat secara signifikan dibandingkan dengan kelompok
induksi (p<0,05). Pada uji intelegensia, latensi F1 jantan kelompok DHA
posttreatment lebih singkat dibandingkan dengan kelompok induksi (p<0,05).
Paparan metilmerkuri pada kondisi prenatal dosis oral 8 mg/Kg berpengaruh
terhadap F1 mencit dimana terjadi gangguan perilaku seperti hiperaktifitas, defisit
interaksi sosial, perilaku berulang yang terus-menerus, serta defisit memori
spasial. Pengaruh metilmerkuri terhadap gangguan perilaku berbeda antara jenis
kelamin pada F1 mencit dimana induk yang diinduksi metilmerkuri dosis
8 mg/Kg mengakibatkan gangguan perilaku yang secara umum dialami oleh F1
jantan. Pemberian dosis oral tunggal metilmerkuri 8 mg/Kg GD10 berpotensi
membentuk model mencit autisme. Pemberian DHA prenatal yang diberikan
setelah paparan metilmerkuri menunjukkan perbaikan gangguan perilaku berulang
dan defisit memori spasial pada F1 mencit.
Perpustakaan Digital ITB