COVER Firly Anandita
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Firly Anandita
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Firly Anandita
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Firly Anandita
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Firly Anandita
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Firly Anandita
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Firly Anandita
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Firly Anandita
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Firly Anandita
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Industri fesyen muslim di Indonesia, yang dicirikan oleh permintaan yang sangat fluktuatif, menuntut pengelolaan inventori yang efisien. PT X, salah satu pelaku di industri ini menghadapi tantangan signifikan berupa tingginya lost sales pada produk-produk dasarnya akibat penggunaan sistem inventori yang masih bersifat intuitif dan tidak terstruktur. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan kebijakan inventori yang optimal bagi PT X guna memaksimalkan total keuntungan dengan mempertimbangkan berbagai kompleksitas operasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, dikembangkan sebuah model (disebut Model TA) yang diadaptasi dari kerangka kerja Mallick (2020), yang dipilih karena kesesuaiannya dalam mengakomodasi karakteristik sistem inventori perusahaan seperti permintaan probabilistik, adanya fasilitas penundaan pembayaran (delay payment), dan opsi percepatan waktu ancang-ancang.
Kinerja dari Model TA ini kemudian dibandingkan dengan kebijakan eksisting serta model inventori klasik (Model Q) untuk kasus backorder dan lost sales. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa Model TA secara konsisten mengungguli model-model lainnya, dengan menghasilkan total keuntungan tertinggi dan tingkat pemenuhan permintaan di atas 98%. Implementasi kebijakan yang dioptimalkan oleh Model TA terbukti mampu meningkatkan total keuntungan perusahaan secara keseluruhan sebesar 2,03% dibandingkan dengan kebijakan yang ada saat ini. Penelitian ini membuktikan bahwa dengan beralih ke pendekatan yang sistematis dan berbasis data, PT X dapat secara signifikan mengurangi kerugian akibat kehabisan stok dan meningkatkan profitabilitasnya secara keseluruhan.
Perpustakaan Digital ITB