digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Ahmad Dzaki Lyano
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Ahmad Dzaki Lyano
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Ahmad Dzaki Lyano
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Ahmad Dzaki Lyano
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Ahmad Dzaki Lyano
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Ahmad Dzaki Lyano
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Ahmad Dzaki Lyano
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA Ahmad Dzaki Lyano
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Ahmad Dzaki Lyano
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber pembangkitan listrik di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah penurunan efisiensi turbin akibat akumulasi gas tidak terkondensasi (non-condensable gas/NCG) di kondensor. Gas-gas ini meningkatkan tekanan kondensor sehingga mengurangi kinerja turbin secara signifikan. Untuk mengatasi hal tersebut, digunakan sistem ekstraksi gas atau gas removal system (GRS), dimana ejektor uap menjadi salah satu perangkat utama karena keunggulannya dari sisi biaya, kemudahan perawatan, dan konstruksi statis. Penelitian ini berfokus pada pemodelan dan perancangan ejektor uap tiga tingkat sebagai bagian dari sistem GRS pada pembangkit listrik tenaga panas bumi. Perancangan dilakukan melalui pendekatan analitik dan simulasi numerik menggunakan metode Computational Fluid Dynamics (CFD). Setiap ejektor dirancang berdasarkan parameter operasi aktual, lalu disimulasikan untuk mengevaluasi performa hisap serta pengaruh variasi geometri, khususnya diameter throat, terhadap laju aliran massa hisap. Hasil simulasi menunjukkan adanya perbedaan antara laju hisap teoritis dan hasil CFD, yang kemudian diatasi melalui iterasi desain. Evaluasi kondisi operasi setimbang dilakukan untuk memastikan integrasi antar ejektor dan kebutuhan air pendingin pada intercondenser serta aftercondenser. Dari target 60 MW daya yang bisa diperoduksi turbin, dengan menggunakan desain ejektor terbaru hanya dapat tercapai sebesar 55 MW.