Abstrak - S Faustafarrel Q
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER S Faustafarrel Q
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 S Faustafarrel Q
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 S Faustafarrel Q
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 S Faustafarrel Q
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 S Faustafarrel Q
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 S Faustafarrel Q
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA S Faustafarrel Q
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN S Faustafarrel Q
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Komposit sandwich tenunan tiga dimensi telah dikembangkan melalui penambahan
jumlah lapisan inti dan penambahan busa untuk meningkatkan sifat mekaniknya. Dalam
aplikasinya, material ini berpotensi digunakan sebagai panel lantai kereta api yang tidak
hanya menjawab kebutuhan struktural, tetapi juga berfungsi sebagai peredam suara. Oleh
karena itu, penelitian ini akan mengkaji terkait karakteristik penahanan suara komposit
sandwich tenunan tiga dimensi dengan variasi jumlah lapisan inti dan penambahan busa.
Pengujian dilakukan menggunakan metode dua ruang dengung sesuai standar ASTM
E90 untuk memperoleh nilai Sound Transmission Loss (STL), yang selanjutnya diolah
menjadi indeks Sound Transmission Class (STC).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan jumlah lapisan inti memberikan
peningkatan penahanan suara komposit sandwich tenunan tiga dimensi pada frekuensi 315–
1000 Hz. Kenaikan STL terbesar sekitar 6,6 dB dan nilai STC yang hanya bertambah dari 28
pada spesimen satu lapis (1NB) menjadi 30 pada spesimen tiga lapis (3NB), sehingga
peningkatannya dianggap belum signifikan. Penambahan busa memengaruhi peningkatan
penahanan suara, namun bergantung pada kontrol manufaktur. Distribusi busa yang tidak
merata membuat hasil inkonsisten, di mana spesimen 2B tidak menunjukkan perubahan STC,
sedangkan spesimen 1B dan 3B mengalami kenaikan. Meski demikian, peningkatan STL
pada spesimen berbusa hanya mencapai maksimum sekitar 4,1 dB, sehingga perbaikan yang
diperoleh terbatas dan belum signifikan.
Perpustakaan Digital ITB