digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dimetiltin klorida (DMT) adalah senyawa organotin yang banyak digunakan sebagai bahan baku stabilisator panas pada industri PVC, tetapi bersifat korosif terhadap logam. Penelitian ini bertujuan mengkaji laju dan mekanisme korosi tiga logam, yaitu carbon steel, stainless steel 304, dan aluminium dalam larutan DMT dengan variasi konsentrasi (25%, 40%, 50%), temperatur (27 °C, 35 °C, 50 °C), dan waktu perendaman (1–4 minggu). Laju korosi diukur dengan metode weightloss dan potensiostat, sedangkan morfologi permukaan serta produk korosi dianalisis menggunakan SEM dan XRD. Hasilnya menunjukkan peningkatan konsentrasi DMT dan temperatur mempercepat korosi secara signifikan. Aluminium mengalami laju korosi tertinggi, mencapai 21,39 mm/tahun pada DMT 50% minggu pertama dan rusak total dalam empat minggu. Carbon steel memiliki ketahanan sedang, dengan laju korosi meningkat dari 0,51 mm/tahun (25% DMT, minggu pertama) menjadi 15,21 mm/tahun (50% DMT, minggu pertama), lalu habis terkorosi setelah empat minggu. Stainless steel 304 memiliki ketahanan korosi terbaik dengan laju korosi terendah (0,40 mm/tahun pada DMT 25% hingga 9,17 mm/tahun pada DMT 50%), meski tetap rentan korosi sumuran pada konsentrasi DMT 50%. SEM menunjukkan pola korosi yang sama yaitu retak korosi sumuran pada carbon steel dan stainless steel, namun berbeda pada logam aluminium yaitu korosi intergranular. XRD mengonfirmasi pembentukan senyawa korosi spesifik baik yang bersifat sebagai lapisan pelindung logam maupun yang larut dalam DMT. Penelitian ini membuktikan ion Cl? dan senyawa organotin dalam DMT merusak lapisan pasif logam dan menimbulkan korosi lokal. Metode weightloss lebih akurat merepresentasikan kerusakan kumulatif dari larutan DMT terhadap ketiga jenis logam. Stainless steel 304 direkomendasikan untuk lingkungan dengan DMT, sedangkan carbon steel dan aluminium sebaiknya dihindari pada konsentrasi tinggi.