Dimetiltin klorida (DMT) adalah senyawa organotin yang banyak digunakan sebagai bahan
baku stabilisator panas pada industri PVC, tetapi bersifat korosif terhadap logam. Penelitian ini
bertujuan mengkaji laju dan mekanisme korosi tiga logam, yaitu carbon steel, stainless steel
304, dan aluminium dalam larutan DMT dengan variasi konsentrasi (25%, 40%, 50%),
temperatur (27 °C, 35 °C, 50 °C), dan waktu perendaman (1–4 minggu). Laju korosi diukur
dengan metode weightloss dan potensiostat, sedangkan morfologi permukaan serta produk
korosi dianalisis menggunakan SEM dan XRD. Hasilnya menunjukkan peningkatan
konsentrasi DMT dan temperatur mempercepat korosi secara signifikan. Aluminium
mengalami laju korosi tertinggi, mencapai 21,39 mm/tahun pada DMT 50% minggu pertama
dan rusak total dalam empat minggu. Carbon steel memiliki ketahanan sedang, dengan laju
korosi meningkat dari 0,51 mm/tahun (25% DMT, minggu pertama) menjadi 15,21 mm/tahun
(50% DMT, minggu pertama), lalu habis terkorosi setelah empat minggu. Stainless steel 304
memiliki ketahanan korosi terbaik dengan laju korosi terendah (0,40 mm/tahun pada DMT
25% hingga 9,17 mm/tahun pada DMT 50%), meski tetap rentan korosi sumuran pada
konsentrasi DMT 50%. SEM menunjukkan pola korosi yang sama yaitu retak korosi sumuran
pada carbon steel dan stainless steel, namun berbeda pada logam aluminium yaitu korosi
intergranular. XRD mengonfirmasi pembentukan senyawa korosi spesifik baik yang bersifat
sebagai lapisan pelindung logam maupun yang larut dalam DMT. Penelitian ini membuktikan
ion Cl? dan senyawa organotin dalam DMT merusak lapisan pasif logam dan menimbulkan
korosi lokal. Metode weightloss lebih akurat merepresentasikan kerusakan kumulatif dari
larutan DMT terhadap ketiga jenis logam. Stainless steel 304 direkomendasikan untuk
lingkungan dengan DMT, sedangkan carbon steel dan aluminium sebaiknya dihindari pada
konsentrasi tinggi.
Perpustakaan Digital ITB