NABILA KHAIRUNNISA
EMBARGO  2028-11-27 
EMBARGO  2028-11-27 
NABILA KHAIRUNNISA
EMBARGO  2028-11-27 
EMBARGO  2028-11-27 
NABILA KHAIRUNNISA
EMBARGO  2028-11-27 
EMBARGO  2028-11-27 
NABILA KHAIRUNNISA
EMBARGO  2028-11-27 
EMBARGO  2028-11-27 
NABILA KHAIRUNNISA
EMBARGO  2028-11-27 
EMBARGO  2028-11-27 
NABILA KHAIRUNNISA
EMBARGO  2028-11-27 
EMBARGO  2028-11-27 
Biosilika dari mikroalga jenis diatom berpotensi untuk dikembangkan sebagai biomaterial dan
media penghantaran obat karena bersifat biokompatibel dan memiliki struktur nanopori
hierarkis. Dalam penelitian ini dipelajari interaksi biosilika diatom laut tropis Indonesia,
Navicula salinicola NLA, dengan plasma darah manusia. Biosilika murni dibandingkan
dengan biosilika termodifikasi senyawa hidrofobik, yaitu oktadesiltriklorosilan (OTS).
Biosilika termodifikasi OTS telah banyak dilaporkan di literatur sebagai sistem penghantar
obat hidrofobik. Namun, interaksi biosilika-OTS dengan plasma darah belum diketahui.
Ruang lingkup penelitian ini mencakup penentuan kapasitas adsorpsi protein plasma darah
pada biosilika murni dan termodifikasi OTS, serta penentuan efektivitas desorpsi protein
plasma tanpa dan dengan bantuan gelombang ultrasound. Biosilika diperoleh dari kultivasi
kultur N. salinicola NLA di laboratorium, dengan perolehan biomassa sebanyak 730,16 g,
setara dengan produktivitas sebesar 496,71 mg L?1 hari-1. Karakterisasi morfologi dan gugus
fungsi pada biosilika dan biosilika-OTS dilakukan menggunakan Scanning Electron
Microscopy (SEM) dan Fourier Transform Infrared (FTIR). Spektrum FTIR biosilika
menunjukkan adanya regangan simetris Si-O-Si pada bilangan gelombang 1000–1300 cm?¹,
sedangkan spektrum biosilika-OTS memiliki puncak tambahan pada bilangan gelombang
2830–2950 cm?¹ yang menunjukkan vibrasi regangan C-H alkil dari rantai alifatik OTS.
Adsorpsi plasma darah manusia pada biosilika dan biosilika-OTS mengikuti model kinetika
orde pertama semu. Biosilika-OTS menunjukkan laju adsorpsi yang lebih tinggi (kadsorpsi =
0,088 ± 0,006 min?¹) dibandingkan dengan biosilika murni (kadsorpsi = 0,047±0,005 min?¹).
Desorpsi plasma dengan bantuan gelombang ultrasound menghasilkan persentase protein
plasma terdesorpsi yang lebih tinggi, yaitu sekitar 74,6% untuk biosilika dan 15,0% untuk
biosilika-OTS, dibandingkan dengan persentase protein plasma terdesorpsi tanpa bantuan
ultrasound, yaitu 45,2% untuk biosilika dan 13,2% untuk biosilika-OTS. Secara umum,
persentase protein plasma terdesorpsi pada biosilika-OTS lebih rendah daripada biosilika
murni. Selain itu, dibandingkan dengan biosilika-OTS, desorpsi plasma pada biosilika murni
(tanpa ultrasound) juga berlangsung lebih cepat dengan nilai kdesorpsi yang lebih besar. Hal ini
mengindikasikan bahwa modifikasi dengan senyawa hidrofobik menghasilkan interaksi yang
relatif kuat antara biosilika dan plasma darah.
Perpustakaan Digital ITB