Jika dihadapkan dengan masalah memprediksi harga suatu instrumen investasi, biasanya
kita dapat memandang masalah ini dari setidaknya dua sudut pandang. Pertama,
memandang masalah ini sebagai regresi dimana kita akan mencoba untuk memprediksi
absolut harga di masa depan. Kedua, memandang masalah ini sebagai klasifikasi dimana
kita akan mencoba untuk memprediksi langkah terbaik antara JUAL, BELI, dan
TAHAN di masa depan sehingga bisa memaksimalkan keuntungan. Tugas akhir ini
mencoba untuk memandang masalah prediksi ini dengan menggunakan sudut pandang
kedua, yakni: klasifikasi. Penelitian dalam tugas akhir ini memakai data historis saham
BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI dari rentang tahun 2004-2025, menggunakan pendekatan
CNN yang melibatkan matriks dua dimensi yang berisikan fitur fitur indikator
analisis teknis untuk pada akhirnya diteliti feasibilitasnya dalam simulasi trading dan
juga interpretabilitasnya. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
hasil prediksi dari model CNN kurang fisibel untuk dilakukan karena keuntungan yang
tidak sebanding dengan risikonya, dimana hal ini dibuktikan dengan sharpe ratio yang
konsisten selalu mendekati nol pada semua data uji dari keempat saham meskipun bisa
menghasilkan hasil annualized return di atas 10%. Selain itu, penelitian ini juga berhasil
melakukan interpretasi terhadap apa yang model CNN lakukan dalam generalisasi
dan mempelajari pola bermakna. Hasil analisis menemukan bahwa CNN belajar dengan
cara menganggap penting fitur relative strength index yang melibatkan perhitungan
data historis dari 6 sampai 20 hari ke belakang dan Change Momentum Oscillator
Index yang melibatkan perhitungan data historis dari 6 dan 20 hari ke belakang.