ABSTRAK Al Fayeedh Noer Haqqi Bening
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Al Fayeedh Noer Haqqi Bening
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Al Fayeedh Noer Haqqi Bening
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Al Fayeedh Noer Haqqi Bening
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Al Fayeedh Noer Haqqi Bening
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Al Fayeedh Noer Haqqi Bening
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Al Fayeedh Noer Haqqi Bening
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Al Fayeedh Noer Haqqi Bening
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Al Fayeedh Noer Haqqi Bening
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Urbanisasi yang pesat dan konversi lahan di Kota Bandung telah meningkatkan
kerentanan terhadap bencana banjir, sementara efektivitas Rencana Tata Ruang
(RTR) dalam mitigasi risiko masih dipertanyakan. Penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi probabilitas bahaya banjir dengan menganalisis dinamika
probabilitas banjir secara historis (2014-2025) dan proyeksi masa depan (2035),
serta mengevaluasi implikasi dari implementasi RTR. Menggunakan pendekatan
kuantitatif, penelitian ini menerapkan model pembelajaran mesin, khususnya
Gradient Boosting Machines (GBM), yang dilatih menggunakan data empiris
kejadian banjir dari citra satelit serta parameter morfologi, tutupan lahan, dan
meteorologi. Kebaruan studi ini terletak pada integrasi data kejadian historis ke
dalam kerangka evaluasi kuantitatif untuk mengukur dampak kebijakan tata ruang
terhadap risiko bencana di tengah perubahan iklim. Hasil analisis menunjukkan
adanya pergeseran episentrum banjir dari wilayah timur kota pada tahun 2014
(Kecamatan Gedebage, Rancasari, Buahbatu) ke wilayah selatan pada tahun 2025
(Kecamatan Bandung Kidul, Buahbatu, Rancasari). Proyeksi untuk tahun 2035,
baik dalam skenario iklim moderat (SSP2-4.5) maupun kritis (SSP5-8.5), secara
konsisten mengidentifikasi Kecamatan Gedebage sebagai area paling kritis.
Temuan paling signifikan adalah proyeksi bahwa Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) Kota Bandung 2024-2044 justru menghasilkan luasan area dengan
probabilitas banjir kritis (>90%) yang paling besar dibandingkan skenario lain.
Kesimpulan ini menggarisbawahi adanya ketidakselarasan antara arah
pengembangan kota dengan upaya mitigasi bencana, serta menegaskan bahwa
pendekatan berbasis data dapat menjadi instrumen evaluasi kebijakan yang krusial
untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adaptif dan tangguh.
Perpustakaan Digital ITB