Latar Belakang: Bulutangkis adalah olahraga intermiten, yang memiliki risiko
cedera otot yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan
polimorfisme ACTN3 R577X dengan biomarker kerusakan otot, CK dan
mioglobin, pada atlet bulutangkis remaja pria setelah dilakukan induksi kerusakan
otot menggunakan protokol BFT. Berapa besar perbedaan kerusakan otot akibat
defisiensi protein ?-actinin-3 varian XX gen ACTN3 dibandingkan dengan varian
lain yang memiliki protein ?-actinin-3 menjadi dasar pertanyaan penelitian ini.
Metode: Penelitian ini merupakan studi observasi longitudinal dengan desain pre-
post melalui pendekatan kuantitatif. Penelitian ini melibatkan 30 atlet bulutangkis
remaja pria, dengan varian gen ACTN3 RR (n=8), RX (n=13) dan XX (n=9).
Semua kelompok dinduksi kerusakan ototnya, kemudian dibandingkan nilai CK
dan mioglobin antar kelompok varian, pre, post 1 dan 24 jam BFT.
Hasil: Setelah BFT, uji repeated ANOVA menunjukan peningkatan nilai CK dan
mioglobin secara signifikan (p = 0,000) pada semua kelompok varian gen ACTN3
baik 1 maupun 24 jam. Uji two-way ANOVA, untuk kadar CK menunjukan tidak
ada perbedaan signifikan (p =0,404) interaksi antara kelompok varian gen dan
waktu, sedangkan kadar mioglobin menunjukan terdapat perbedaan signifikan (p
=0,038) interaksi antara kelompok varian gen dan waktu. Uji effect size Cohen’s d
menunjukan effect size yang moderat hingga besar (0,8-1,4) pada varian XX baik 1
jam maupun 24 jam setelah BFT dibandingkan kedua varian lainnya terhadap
terhadap kedua biomarker kerusakan otot, CK dan mioglobin.
Kesimpulan: Polimorfisme ACTN3 R577X (varian XX) menunjukan effect size
moderat hingga besar (Cohen’s d 0,8-1,4) terhadap kerusakan otot setelah BFT
dibandingkan varian RR dan RX, menandakan relevansi praktis yang signifikan
meskipun tidak selalu mencapai signifikansi statistik konvensional (p>0,05).
Perpustakaan Digital ITB